Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso di Kampung Ramah Anak (duta.co/rio)

BATU  | duta.co – Menciptakan lingkungan yang ramah anak bisa jadi solusi bagi kasus kekerasan pada anak yang marak terjadi. Pandangan tersebut diutarakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Pusapayoga usai meninjau Kampung Ramah Anak di dua lokasi berbeda, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji dan Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

“Konsep (kampung ramah anak) ini hal luar biasa. Perhatian diberikan kepada anak-anak dimulai dari tingkat grassroot dan yang paling luarbiasa itu partisipasi masyarakat. Rumahnya dibuka selebar-lebarnya untuk aktifitas anak-anak. Kalau seperti ini dilakukan di seantero nusantara kasus kekerasan terhadap anak, perundungan tidak akan terjadi,” ujar Menteri PPPA, Bintang Puspayoga.

Menteri Bintang menuturkan, dengan konsep kampung ramah anak, waktu luang anak banyak dihabiskan dengan hal positif, karena disediakan ruang serta didukung pemerintah daerah dan perangkat desa.

“Saya mengapresiasi kepada Pak Kades, Pak Camat dan Wakil Walikota serta seluruh masyarakatnya,” tambah Menteri Bintang.

Menteri Bintang menambahkan, anak-anak bisa terlihkan dari hal-hal negatif dan kecanduan gawai dengan pelibatan dalam aktifitas menyenangkan sekaligus mengedukasi sesuai dengan kearifan lokal.

“Di sini tidak ada paksaan dan ini yang penting. Memberikan ruang edukasi kepada anak-anak, mereka harus belajar tapi dilakukan dengan senang sesuai dengan usia anak dan tentunya disesuaikan dengan kearifan lokal, situasi dan kondisi daerah tersebut. Saya harap konsep ini bisa menginspirasi desa lain,” tutur Menteri Bintang.

Desa Punten, telah mengembangkan konsep kampung ramah anak sejak 5 tahun lalu dengan menghidupkan aktifitas forum anak. Anak rutin melakukan aktifitas membaca karena tersedia pojok baca, olahraga, berkesenian, hingga budidaya ikan yang dikelola oleh forum anak. Sedikit berbeda di Desa Junrejo, desa ini ramah terhadap anak-anak disabilitas dengan melibatkan anak disabilitas dalam kegiatan-kegiatan forum anak, seperti membaca puisi dan belajar bahasa isyarat.

“Ini upaya menjaga anak sekampung. Walaupun gang sempit tetapi kalau melibatkan anak dan masyarakat, gang itu bisa jadi ramah anak. Ini juga upaya mengalihkan anak dari ketergantungan gadget dengan kegiatan-kegiatan lokal. Anak diberikan kebebasan bermain dan berekspresi,” jelas Aris Merdeka Sirait yang sejak awal turut membina ke dua desa menjadi kampung ramah anak.

Dalam kunjungannya, Menteri Bintang didampingi Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nahar, Walikota Kota Batu,  Punjul Santoso, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Pusat, Aris Merdeka Sirait, para camat dan kepala desa Punten, Bumi Aji dan Junrejo. (rio)