JAKARTA | duta.co – Independensi Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu benar-benar diuji. Bawaslu akan memutuskan kasus dugaan pelanggaran Pemilu yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Jumat besok setelah memeriksa mantan Mendikbud itu. Kini, Bawaslu giliran harus berani memproses sepuluh kepala daerah dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri setelah ada laporan dari Wakil Ketua Koordinator Bela Islam Azam Khan terkait dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Kesepuluh kepala daerah itu adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Pelalawan Muhammad Harris, Bupati Bengkalis Amril Mukminin, Bupati Indragiri Hilir Muhammad Wardan, Bupati Kwantan Singingi Mursingi, Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasyir, Bupati Rokan Suyatno, Wali Kota Pekanbaru Firdaus, dan Wakil Wali Kota Dumai Zulkifli A.S. Dalam laporan bernomor 02/LP/PP/RI/00.00/1/2019 itu dilampirkan sejumlah bukti video rekaman aksi para terlapor, dan screen shoot sebuah berita media online yang berjudul ‘Kepala Daerah Se-Riau Dukung Jokowi, Mendagri: Boleh’.
Hal itu dilakukan lantaran mereka yang dilaporkan itu diduga melakukan pelanggaran pemilu. Di mana dalam hal ini para terlapor mengacungkan pose satu jari yang diduga mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden.
“Kepala daerah se-Riau mengacungkan tangan dianggap tidak ada masalah. Begitu pun juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Hanif Dhakiri mengacungkan tangan. Bawaslu mengetahui hal itu kenapa Bawaslu diam,” ucap Azam Khan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 10 Januari 2019.
Dia menilai tindakan yang dilakukan para terlapor diduga merupakan kampanye terselubung untuk capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin, tapi Bawaslu hanya diam saja. Padahal, kasus serupa Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, diperiksa gara-gara mengacungkan dua jari ala pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. “Kami berharap Bawaslu atas laporan saya dan kedua saksi Korlabi untuk segera juga memanggil dan memproses, kami berharap keadilan,” kata dia.
Video Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengacungkan 1 jari bersama para petinggi PKB jadi viral di media sosial sebab diduga kampanye untuk Jokowi. Pria yang akrab disapa Emil ini lalu memberi penjelasan.
Dalam video yang viral itu, Emil tampak sedang bersama Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, yang merupakan politikus PKB. Ada pula Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Mereka kompak mengacungkan 1 jari. Hanif Dhakiri mengatakan ‘satu untuk Indonesia’, sedangkan Emil mengucapkan ‘satu, satu, satu’.
Di Twitter, Emil me-retweet sebuah tweet netizen dan memberi penjelasan. Dia menegaskan peristiwa di video itu terjadi bukan di hari kerja. Simbol 1 itu juga disebutnya bukan terkait Pilpres 2019, melainkan nomor urut PKB.
“Saya & Pak Hanif melakukan ini TIDAK DI HARI KERJA. Aturan KPU: Kalo di hari kerja pejabat HARUS CUTI. Jika dilakukan di akhir pekan TIDAK perlu cuti. Itu yg di video dilakukan di akhir pekan, dan simbol 1 itu bukan utk pilpres, itu utk Harlah PKB yg kebetulan no urut partainya 1,” tulis Emil.
Pada Minggu (2/12/2018) lalu, Emil memang sempat menghadiri Festival PKB Jabar Festival for 2019 di GOR Pajajaran, Jalan Pajajaran, Kota Bandung. Pada Pilgub 2017, Emil diusung PKB. (vvn/det)