PASURUAN | duta.co – The Grand Opening Of Baobab Safari Resort di Kompleks Taman Safari Indonesia (II) Prigen, Kabupaten Pasuruan, menjadi perhatian serius Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Bersama rombongan, Menteri Arief meninjau langsung wisata berbagai jenis satwa yang berada di kawasan lereng Arjuno, Kabupaten Pasuruan, Kamis (3/8) pagi. Baobabs Safari Resort diharapkan mampu menjadi pilihan destinasi wisata di Kabupaten Pasuruan.
Arief menuturkan, selama ini Kabupaten Pasuruan hanya dikenal dengan wisata Gunung Bromo. Namun, sejak tahun 1990 an, ada pilihan tujuan wisata lainnya yakni TSI II. Sekarang, TSI II dilengkapi dengan Baobabs Resort.
“Kita berharap yang pasti bisa menambah daya tarik wisatawan untuk datang ke Indonesia , khususnya di Kabupaten Pasuruan ini, ” paparnya, seusai acara di TSI II.
Baobabs Safari Resort dibangun di atas tanah seluas 1,2 hektar. Hotel ini mengambil konsep African Style. Hotel ini, dilengkapi dengan beberapa satwa seperti Zebra, Jerapah, Wildebest, Badak, Kuda Nil, dan masih banyak lagi. Pengunjung hotel bisa berinteraksi langsung dengan hewan-hewan ini tanpa rasa takut. Bahkan, mereka bisa memberikan makan langsung ke satwa tanpa ada batasnya.
Tahun 2017, lanjut Arif, Kementerian Pariwisata memang sedang mengembangkan desa wisata. Di Indonesia, ada sekitar 75 ribu desa. Namun, hanya sekitar 2.000 desa yang bisa dijadikan sebagai desa wisata.
“Targetnya, memang bisa menarik sebanyak mungkin wisatawan untuk datang ke Indonesia. Sekitar 2.000 desa nantinya akan dikembangkan, sehingga menjadi desa yang mensejahterakan masyarakatnya, “kata Arif.
Dia menjelaskan, sekitar 2.000 desa wisata itu, direncanakan pihaknya akan membangun home stay sekitar 100 ribu. Menurutnya, home stay ini diberikan secara cuma-cuma dari pemerintah pusat ke desa. Home stay ini , nantinya akan menjadi pelengkap di desa wisata. Pengunjung tidak kebingungan mencari penginapan seperti berkunjung ke desa wisata. Namun akan sediakan semuanya, termasuk fasilitasnya.
Diakuinya, tidak semua desa wisata akan mendapatkan bantuan home stay ini. Sebab, ada 15 persyaratan yang harus dilengkapi sebelum mendapatkan bantuan Program Strategis Nasional (PSN) tersebut.
“Salah satu syarat yang harus dilengkapi adalah, desa itu sudah menjadi desa wisata. Sebelum kami masuk, desa itu sudah menjadi desa wisata. Dan kami mengembangkannya dengan menambah fasiitas home stay tersebut, “ungkapnya.
Untuk tahun ini pihaknya berencana akan membangun home stay di Singosari, Kabupaten Malang. Sebab Singosari sudah melengkapi persyaratannya. Sehingga diargetkan, akhir tahun ini home stay di Singosari bisa dibangun. Selain potensi wisata di Malang cukup besar, juga menunjang. “Kami harap desa lainnya segera menyusul sehingga bisa dilakukan percepatan pembangunan home staynya, “urai Arif.
Arif menambahkan, konsep home stay, bukan sekelas hotel bintang lima. Namun, home stay ini akan dibangun dengan kultur budaya yang ada di sebuah daerah. Jadi, desain dan bentuknya itu akan disesuaikan dengan dimana home stay itu berada.
“Nanti, kami akan koordinasi dengan arsitektur untuk desain home staynya seperti apa. Yang pasti, nantinya akan ada tiga tipe home stay, “jelas Arif.
Untuk itu pihaknya sedang mempersiapkan 65 ribu tenaga untuk memberikan pelatihan ke masyarakat desa. Dengan harapan, pengetahuan dan wawasannya meningkat. Pihaknya juga memberikan pelatihan kepada para kelompok sadar wisata, sehingga SDM mereka bisa meningkat dan berkembang. Selain itu, pariwisata Indonesia di Tahun 2016 lalu mampu berkontribusi dalam perkembangan perekonomian nasional.
Rinciannya, kontribusi untuk produk domestik bruto (PDB) sebesar 11 persen, devisa sebesar Rp 172 triliun, serta menyerap 11,8 juta tenaga kerja. Target kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2017 ini sekitar 15 juta. Untuk tahun 2016 hanya bisa mencapai kunjungan wisatawan mancanegara sekitar 12 juta.
“Semoga di tahun ini bisa terpenuhi 15 juta. Kami akan berusaha maksimal, “imbuhnya. (dul)