SURABAYA | duta.co – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi berdiskudi dengan 700 mahasiswa se-Surabaya di Kampus C Universitas Airlangga, Sabtu (24/11).

Dalam acara bertajuk Diplomacy Festival atau DiploFest itu, menlu perempuan pertama di Indonesia itu memberikan talkshow tentang politik luar negeri RI.

Di awal-awal diskusi dalam acara bertajuk DiploFest itu Retno melempar pertanyaan kepada mahasiswa yang mayoritas dari program studi Hubungan Internasional untuk memberikan pendapat terkait perlu tidaknya dukungan Indonesia terhadap Palestina.

Dalam kesempatan itu, Retno mengajak seluruh peserta untuk memberikan dukungan terhadap Palestina atas konflik yang terjadi dengan Israel.

Dukungan itu adalah sebagai bagian dari amanah kontitusi. Dikatakannya, mendukung perjuangan Palestina adalah mendukung keadilan.

“Masalah Palestina adalah masalah ketidakadilan yang terus-menerus terjadi. Ini adalah masalah kemanusiaan,” ujarnya.

“Masalah Palestina, yang tidak kalah penting adalah kita bicara mengenai penghormatan terhadap hukum internasional dan resolusi dewan keamanan PBB. Kita harus berpihak dan mendukung Palestina. Tidak ada pilihan lain,” papar Retno.

Dalam kesempatan itu Retno juga mengatakan bahwa di mata dunia Indonesia dikenal berteman baik dengan banyak negara.

Tidak mencari musuh. Sehingga, ada trust yang cukup tebal kepada Indonesia di mata dunia.

Salah satu puncak dari kepercayaan itu adalah Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap dewan keamanan PBB pada Juni 2018.

Indonesia mendapat 144 dari 190 suara yang masuk. Dengan itu, Indonesia akhirnya dipercaya kembali untuk duduk di dewan keamanan PBB.

“Kita ini adalah bangsa yang besar. Bangsa yang besar harus berani untuk bersaing dengan negara lain. Saya yakin arek-arek Suroboyo yang sangat kuat patriotisme dan toleransinya akan membawa Indonesia lebih kuat dan lebih besar,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor Unair Prof Moh Nasih mengajak mahasiswa untuk dapat memahami urusan negara dari berbagai hal, bukan hanya urusan domestik, tapi juga urusan luar negeri.

“Dunia ini banyak sekali jendelanya. Saya yakin kita tidak bisa meihat semua jendela yang ada. Baik negatif maupun positif,” ungkapnya.

“Melalui kegiatan ini kami ingin mahasiswa bisa melihat lebih luas lagi terkait kondisi yang ada di dunia. Sehingga mereka punya memahaman lebih luas terkait apa-apa yang sudah dilaksanakan dan apa-apa yang masih harus dilaksanakan,” jelasnya.

“Intinya, membuka wawasan dan pengetahuan kita, terutama terkait diplomasi dan urusan luar negeri, yang dengan begitu mahasiswa akan bisa lebih bijak, paham, dan bisa berpikir lebih positif terkait dengan optimisme kita ke depan,” tambahnya.

Rektor berharap, kedaotangan menlu membuka kerjasama-kerjasama yang baik ke depan dengan Universitas Airlangga. Sehingga, generasi muda utamanya mahasiswa, tahu pintu untuk berkontribusi melalui kementerian luar negeri. end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry