JAKARTA | duta.co — Indonesia dipastikan akan mengirim bantuan kemanusiaan kepada korban gempa berkekuatan 6,3 Magnitudo melanda Negara Afghanistan yang terjadi pada rentang 7 dan 15 Oktober 2023.

Akibatnya sebanyak 1.480 orang meninggal dunia, 19.50 orang luka-luka, serta 43.00 orang tedampak langsung akibat gempa. Sekitar 114.00 orang di antaranya membutuhkan bantuan darurat.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, Pemerintah Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Afghanistan.

Hal tersebut disampaikannya usai memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri, di Kantor Kemenko PMK, pada Selasa (21/11/2023).

Bantuan pemerintah yang disiapkan melalui Dana Siap Pakai (DSP) BNPB senilai Rp 22.104.330.000. Sesuai dengan permintaan dari Afghanistan, hanya akan dikirimkan bantuan berupa logistik.

Terdapat sebanyak 17 jenis barang logistik yang disiapkan dikirimkan, yaitu tenda pengungsi, tenda keluarga, genset, velbed, kasur lipat, peralatan kebersihan, selimut, jaket musim dingin, long john, perkakas tukang, pakaian dalam, kantung tidur penyaringan air bersih, lampu solar perlengkapan bertahan hidup, baju gamis, kebersihan wanita.

“Pengiriman bantuan kemanusian bernilai strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmen kemanusiaan dan citra baik di mata Internasional. Hal ini juga sebagai _soft diplomacy_ Indonesia ke negara-negara di Asia Tengah khususnya negara Afganistan,” ujar Menko PMK.

Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan, pengiriman bantuan kemanusiaan akan dilakukan melalui BNPB dengan memperhatikan kebutuhan yang ada di lapangan dan akan dikoordinasikan antara Kemenlu, BNPB, Kemenkes, mengenai apa saja yang dibutuhkan korban bencana.

“Pengiriman bantuan kemanusiaan juga melibatkan pihak-pihak instansi lain termasuk TNI, Polri dan Kementerian terkait plus partisipasi masyarakat organisasi filantrophy, organisasi masyarakat dan bantuan secara pribadi,” ujarnya.

Selanjutnya, dalam hal pengiriman Tim Kemanusiaan agar mempertimbangkan posisi diplomatis Indonesia. Mengingat saat ini, Indonesia hanya membuka Kantor Kuasa Usaha Ad Interim di Afganistan. Kemudian, Pihak ketiga sebagai lembaga penyalur bantuan bisa melalui UN OCHA atau Afganistan Red Cross.

“TNI dan Polri akan mengkoordinir juga bantuan dan telah menyiapkan fasilitas Alustista serta personilnya, menunggu arahan Pak Presiden,” ucap Muhadjir.

Dalam Kesempatan RTM yang dilaksanakan secara hybrid tersebut, hadir Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BNPB Suharyanto, Deputi PMK Setkab Yuli Harsono, perwakilan Kemenlu, Setneg, Kemendagri, Kemenkeu, BPKP. (*/ANO)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry