Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo SpU(K) (tengah) memberikan kalungan bunga kepada An Liong Liem, MD, PhD, FIPP dari Belanda di acara inagurasi Adjunct Professor di Aula FK Unair, Kamis (27/6). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Universitas Airlangga (Unair) berkomitmen untuk menjadi kampus  500 besar dunia. Itu menjadi target Unair dalam beberapa tahun ke depan. Untuk bisa menuju ke arah sana, Unair mengandalkan Fakultas Kedokteran (FK).

Hal itu ditegaskan Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih saat menerima penghargaan sebagai kampus lima besar di Indonesia beberapa waktu lalu.

“Memang sampai sekarang kami masih mengandalkan FK untuk menuju world class university. Karena FK itu dosennya banyak juga sering kali melakukan kerjasama internasional,” ujar Prof Nasih.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo SpU(K) menyadari bahwa FK menjadi andalan Unair menuju ke arah sana. Hal itu tidak lain, FK adalah program studi tertua di Unair. Selain itu, FK memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

“FK ini besar, kita punya 4 ribu mahasiswa. Mulai dri S1, S2, S3 hingga program spesialis satu dan dua. Juga dosen-dosennya semua berkualitas dan diakui dunia. Juga kita punya 256 program studi yang paling banyak di antara fakultas lainnya,” ungkap Prof Soetojo di sela acara Adjunct Professor di Aula FK Unair, Kamis (27/6).

Karena menjadi andalan itu, Prof Soetojo menegaskan, pihaknya akan berusaha untuk terus melakukan kerjasama internasional. Juga memacu para dosen untuk melakukan penelitian dan penulisan jurnal yang bertaraf internasional.

Untuk menuju ke arah sana, FK Unair sering kali melakukan program acara Adjunct Professor.

Di mana setiap departemen yang ada, mengundang para ahli dari berbagai kampus di belahan dunia untuk berkolaborasi dengan FK Unair sesuai dengan bidang masing-masing.

Mendatangkan ahli atau guru besar dari berbagai belahan dunia itu diharapkan memang memberikan dampak positif bagi para dosen.

“Bukan hanya memberikan kuliah, tapi juga berkolaborasi untuk penelitian dan penulisan jurnal. Jurnal-jurnal internasional yang diakui atau terindek scopus bisa memberikan penilaian positif untuk menuju world class university,” jelasnya.

Salah satu contoh adalah mendatangkan An Liong Liem, MD, PhD, FIPP, seorang ahli manajemen anti nyeri dari Maastricht UMC+ Belanda. Prof Liong didatangkan dari negaranya untuk berkolaborasi dengan departemen anastesi di FK Unair.

“Kita akan melakukan kerjasama atau kolaborasi terutama di bidang anastesi. Untuk manajemen nyeri terutama penyakit kanker,” tukas Prof Liong.

Prof Liong memang ingin membagikan ilmunya bagaimana menangangi pasien kanker. Bagaimana bisa mengurangi rasa sakit yang diderita pasien kanker yang sudah diterapkan di negaranya Belanda.

Dikatakannya yang harus terlibat dalam menghilangkan rasa nyeri pada pasien kanker selain dokter ahli anastesi, juga harus ada dokter bedah, psikiater, psikolog, dokter rehab medik dan banyak lainnya.

 “Di Belanda ini sudah mulai dilakukan. Sehingga pasien bisa mengurangi rasa nyeri yang dideritanya. Karena nyeri pasien kanker itu luar biasa,” ujar An Liong yang juga memiliki bapak asli Indonesia ini.

Dengan penanganan dari berbagai disiplin ilmu, maka masing-masing bisa menurunkan rasa nyeri sesuai cara dan ilmu yang disandangnya.

“Kalau anastesi dengan memberi obat atau suntikan, kalau psikolog dan psikiater bisa dengan motivasi dan sejenisnya. Begitu juga lainnya. Sehingga kualitas hidup penderita bisa meningkat,” jelas An Liong.

Pain Treatment atau perawatan rasa sakit memang dibutuhkan. Indonesia harus terus mencoba penanganan rasa sakit pasien ini.

“Kalau di Belanda sudah banyak diterapkan. Katanya di Indonesia termasuk di FK Unair dan Rumah Sakit Soetomo juga sudah diterapkan,” tukasnya.

Inisiator kuliah umum ini, Prof dr dr Nancy  Margarita Rehatta, Sp An mengatakan didatangkannya An Liong ke FK Unair karena keahliannya dalam bidang manajemen nyeri, selain An Liong adalah keturunan asli Indonesia.

“Dia sangat cinta Indonesia. Makanya ketika diajak ke FK Unair, beliau sangat antusias dan bersedia berbagi ilmunya,” kata Prof Rita panggilan Nancy Margarita.

Diharapkan semua staf FK Unair dan mahasiswa juga bisa menyerap ilmu yang diberikan Prof Liong sehingga ke depan bisa untuk memajukan ilmu kedokteran di Indonesia umumnya dan FK Unair khususnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry