JOMBANG | duta.co – Dalam rangka untuk merealisasikan komitmen dalam hal pengembangan dakwah dan mendukung perluasan jangkauan dakwah yang rahmatan lil alamin, dan peningkatan kualitas siswa SMA dan SMK Budi Utomo, Gadingmangu, Kecamatan Perak, Yayasan Pendidikan Budi Utomo menggelar pelatihan dakwah, pada Jum’at (26/11).

Kegiatan tersebut, diikuti oleh siswa-siswi sebanyak kurang lebih 700 peserta dengan menggunakan dua teknik, yakni secara daring (online) dan luar jaringan (luring), namun tetap mengedapankan protokol kesehatan. Selain itu, acara yang dimotori oleh Yayasan Pendidikan Budi Utomo tersebut, bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang, Kantor Kementerian Agama Jombang, Kodim 0814 dan Polres Jombang.

“Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal bagi santri tentang tata cara, ilmu, metode, dan etika berdakwah,” kata ketua panitia pelaksana kegiatan, Toto Raharjo, saat dikonfirmasi duta.co.

Tantangan terbesar bagi umat Islam, khususnya, ada pada posisi mengisi ruang-ruang dakwah. Sebab, Pondok Pesantren Gadingmangu sebagai lembaga pendidikan yang berbasis agama telah mengambil peran dengan melahirkan banyak generasi muda yang patut dibanggakan. Oleh karena itu, para santri yang nantinya akan terjun ke masyarakat, perlu dibekali ilmu metode dan etika dakwah.

“Kegiatan ini adalah bagian dari menyiapkan para santri atau siswa untuk menjadi juru dakwah yang berkualitas, arif, dan santun. Sehingga, mereka nantinya bisa diterima dengan baik di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.

Toto berharap, dengan kegiatan itu bisa meningkatkan kualitas dakwah para santri dengan menyeimbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya masyarakat yang dinamis.

“Para santri sebagai calon juru dakwah agar terhindar dari paham radikal dan selalu cinta tanah air, bangsa dan negara Indonesia,” tandasnya.

Sementara itu, Achmad Kholili, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang, sekaligus narasumber pelatihan dakwah, memaparkan, pelatihan dakwah itu sangat penting, sebab para juru dakwah harus mempunyai keilmuan yang jelas. Bukan belajar lewat media sosial ataupun youtube. Sehingga, secara keilmuan bisa dipertanggung jawabkan. Karena dakwah ini harus dilakukan sebaik mungkin untuk membawa Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

“Dengan setelah didiklat, mereka mempunyai keilmuan yang jelas di Pesantren. Dan mereka juga akan mengetahui strategi dakwah yang baik, sehingga ke depannya akan bisa membawa nilai-nilai agama yang baik. Karena kita sudah trauma dengan islam-islam yang bergaris keras,” pungkasnya. (dit)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry