Firdaus
Dosen Fakultas Kesehatan (FKes)

MASA kanak-kanak merupakan periode emas dalam perkembangan manusia. Pada usia dini, pertumbuhan fisik dan perkembangan otak berlangsung sangat pesat.

Karena itu, penting bagi orang tua dan tenaga pendidik untuk memahami bagaimana memberikan pendidikan kesehatan yang tepat, stimulasi bermain yang optimal, serta melakukan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak.

Perkembangan anak di usia dini perlu mendapatkan rangsangan atau stimulasi dalam setiap aspek perkembangannya. Dari segi fisik anak mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, mulai dari pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh lainnya sampai perkembangan kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sebagainya.

Perkembangan fisik lainnya yang tidak kalah pentingya adalah perkembangan kemampuan motorik halus yang merupakan kemampuan melakukan koordinasi gerakan tangan dan mata, misalnya menggenggam, meraih, menulis, dan sebagainya.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua  proses  yang  berbeda, namun saling terkait dan tidak bisa dipisahkan. Keduanya mencerminkan interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal.

Gizi yang optimal selama masa bayi dan balita sangat penting, mengingat fase ini ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bayi memiliki kebutuhan energi dan nutrisi yang sangat penting, terutama untuk mendukung perkembangan struktural dan fungsional otak.

Pertumbuhan anak dapat diukur  melalui  metode antropometri, yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai ukuran dan proporsi tubuh anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di jurnal Lancet, indeks perkembangan dan tingkat kesehatan anak Indonesia berada pada posisi 117 dari 180 negara di dunia.

Malaysia berada di peringkat 44, Vietnam 58, Thailand 64, Filipina 110, dan Kamboja 114. Indonesia di bawah peringkat Filipina dan Kamboja. Singapura mempunyai peringkat jauh lebih baik, yakni pada posisi ke-12 terbaik dunia.  Stimulasi bermain berperan dalam meningkatkan kecerdasan kognitif, motorik, bahasa, dan sosial-emosional. Selain itu, deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan memungkinkan intervensi lebih awal untuk mengatasi hambatan tumbuh kembang anak.

Stimulasi yang tepat merangsang otak balita agar perkembangan motorik, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian balita berjalan optimal sesuai dengan usia anak. Bermain   adalah   pendekatan   psikoterapi   yang   menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana utama untuk membantu anak-anak mengekspresikan perasaan, mengatasi masalah, dan mempelajari keterampilan baru.

Terapi ini didasarkan pada premis bahwa bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk berkomunikasi dan memahami dunia di sekitar mereka. Melalui permainan, anak-anak dapat mengungkapkan konflik internal dan emosional yang mungkin sulit mereka ekspresikan secara verbal (Whitebread, D., et al 2022).

Bagi anak-anak, interaksi yang paling alami adalah melalui kegiatan bermain. Lewat kegiatan bermain ini, anak-anak tidak sekadar merasakan kegembiraan, tapi juga mendapatkan pengetahuan, melakukan penjelajahan, dan mengembangkan potensi diri. Para pakar perkembangan anak, seperti Piaget dan Vygotsky, menekankan bahwa kegiatan bermain merupakan cara utama bagi anak untuk mengerti lingkungan sekitarnya, membentuk kemampuan, dan menumbuhkan daya cipta.

Sejak usia dini, kegiatan bermain memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong berbagai sisi pertumbuhan dan perkembangan anak. Aktivitas yang melibatkan fisik seperti berlari, meloncat, atau mendaki berperan penting dalam memperkuat otot dan meningkatkan koordinasi tubuh.

Sementara itu, kegiatan yang mengasah motorik halus seperti merangkai manik, menggambar, atau melipat kertas menolong meningkatkan kecermatan serta keselarasan antara mata dan tangan. Permainan yang melibatkan kognitif seperti puzzle atau mencocokkan bentuk memicu anak untuk berpikir secara mendalam, mencari solusi masalah, dan melatih fokus mereka.

Kegiatan bermain juga menciptakan peluang untuk perkembangan dalam hal sosial dan emosional. Saat bermain bersama teman atau keluarga, seorang anak belajar mengenai berbagi, bekerja sama, dan memahami perasaan orang lain.

Dengan bermain peran, seorang anak melatih kemampuan untuk menyampaikan gagasan, memperkaya perbendaharaan kata, dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Kegiatan yang bersifat kreatif seperti menggambar atau menyusun balok juga memegang peranan penting dalam mengembangkan imajinasi dan rasa percaya diri. *

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry