Foto: Lobby edOTEL SMKN 1 Lamongan di Jl. Panglima Sudirman No. 84 Lamongan

LAMONGAN | duta.co – Mengejutkan, edOTEL, sebutan hotel yang berdiri megah di Gedung SMK Negeri 1 Lamongan Jl. Panglima Sudirman No 84 Lamongan ternyata hanya memiliki 6 kamar.

Pantauan duta.co, Rabu (11/12) gedung edOTEL itu ada 3 lantai, diantaranya lantai 1 untuk lobby sementara di lantai 2 ada ruang kitchen dan 2 kamar double bed, dan di lantai 3 ada 4 kamar single bed.

edOTEL setara hotel bintang 3 yang diresmikan sejak bulan maret tahun 2021 lalu itu juga belum dilengkapi fasilitas dan pelayanan hotel yang memadai, termasuk tidak ada kamar lift dan fasilitas pendukung lainnya.

Setiap hotel berbintang tentunya memiliki kualifikasi dan persyaratan yang harus dipenuhi dari segi fasilitas. Hal tersebut mengacu pada peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI No. PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel.

Mempunyai kamar standar minimal 30 unit dengan luas minimal 24 meter persegi, terdapat kamar suite dengan luas minimal 48 meter persegi sebanyak 2 unit atau lebih, fasilitas kamar mandi dalam baik dengan toilet atau toilet terpisah, mempunyai akses sarana rekreasi atau sarana olahrga seperti kolam renang.

Selanjutnya, fasilitas kamar dilengkapi AC, televisi, dan jendela,.memiliki restoran yang menyediakan hidangan pagi, siang dan malam, tersedia valet parking untuk parkir motor dan mobil, mempunya area lobi yang lapang dan sirkulasi udara yang baik.

Humas SMKN 1 Lamongan, A. Zaini saat ditemui duta.co, ia menjelaskan, pembangunan gedung edOTEL dilakukan pada tahun 2020, dan diresmikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak tahun 2021.

“Sumbernya dari bantuan dana Center of Excellence (CoE) tahun 2020 dari Kemendikbudristek. Pada waktu itu yang menjabat sebagai kepala sekolah di SMKN 1 Lamongan di sini yakni bapak Adhim,” ucap Zaini.

Ditanya, berapa nominal anggaran terkait pembangunan gedung edOTEL pada tahun 2020 itu, Zaini malah tertawa terbahak – bahak, ia.mengatakan, tidak mengetahui pastinya anggarannya itu berapa.

“Mohon maaf saya tidak tahu anggarannya berapa, karena pada waktu itu saya belum masuk di kehumasan. Jadi saya tidak tahu berapa anggaran dari CoE untuk pembangunan edOTEL SMKN 1 Lamongan,” terang Zaini.

Menurut dia, edOTEL ini sebenarnya dikhususkan untuk siswa – siswi jurusan perhotelan, namun juga menerima tamu umum, baik itu tamu dari masyarakat Lamongan sendiri maupun dari luar daerah.

“Tamu yang menginap di sini sepi tiap harinya, namun kadang juga ada, tapi itu tidak pasti. Kami akui fasilitas di edOTEL masih banyak yang kurang, kalau setara hotel bintang tiga kan harusnya ada mandi air hangat, sementara di sini air hangatnya dari tandon, yang alami dari sinar matahari langsung,” kelakar Zaini.

“Rencananya memang ada tambahan dua kamar lagi, jadi totalnya ada 8 kamar nantinya, namun belum bisa terealisasi hingga kini. Tamu yang mau menginap di sini rata – rata kalau yang sudah lansia mereka tidak mau, dikarenakan harus naik tangga,” imbuhnya.

Lebih jauh, Zaini menambahkan, untuk chek in di edOTEL ini untuk fasilitas kamar bed 1 dan bed 2, pengunjung atau tamu yang menginap hanya merogoh kocek Rp 300 ribu. ” Harganya sama saja untuk fasilitas kamar yang berada di lantai 1 dan 2,” tutup Zaini.

Diketahui, Kejaksaan Negeri (Kejari) Lamongan tengah menetapkan dua tersangka perkara dugaan korupsi bantuan dana Center of Excellence (CoE) Tahun 2020 senilai Rp 2,1 miliar di SMK Wahid Hasyim (Wahas) Glagah Lamongan.

Dua tersangka tersebut yakni, Ketua Yayasan Wahid Hasyim Glagah Lamongan, Ahmad Adhim dan Kepala Sekolah SMK Wahid Hasyim berinisial AM. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry