Atik Qurrota A’Yunin A, S.KM., M.Kes – Dosen Kesehatan Masyarakat dan Co-founder Jago Preventif
PESTA demokrasi 2024 telah menjadi momen penting bagi Bangsa Indonesia untuk memilih pemimpin nasional maupun daerah yang dipercaya oleh rakyat untuk menentukan arah arah pembangunan, termasuk di bidang kesehatan masyarakat.
Pemilu bukan sekadar ajang politik, tetapi juga momentum penentu masa depan kesehatan masyarakat bagi seluruh rakyat.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Kesehatan sebagai hak fundamental warga negara, menjadi pondasi utama dalam membangun masyarakat yang mandiri dan produktif. Di tengah berbagai tantangan global seperti ancaman pandemi, perubahan iklim, dan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, kebutuhan akan pemimpin dengan visi yang jelas dan tegas terkait reformasi sektor kesehatan menjadi semakin mendesak.
Komitmen terhadap upaya kesehatan harus menjadi prioritas utama presiden dan kepala daerah terpilih, tidak hanya sebagai janji politik, tetapi sebagai tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa setiap warga negara, memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Karenanya, kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga modal utama untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.
Kesehatan: Pilar Utama Pembangunan
Kesehatan masyarakat bukan hanya soal layanan medis berbasis pendekatan kuratif-rehabilitatif, tetapi juga layanan kesehatan masyarakat berbasis pendekatan promotif-preventif sebagai fondasi bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan nasional.
Kesehatan yang terjamin membuka peluang bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja, menurunkan angka kemiskinan akibat beban biaya kesehatan, serta menciptakan masyarakat yang lebih tangguh menghadapi tantangan global.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa ketimpangan akses layanan kesehatan masih menjadi salah satu penghambat utama. Ketimpangan ini tidak hanya berdampak pada masyarakat di daerah terpencil, tetapi juga memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi di antara kelompok masyarakat di daerah perkotaan sekalipun.
Data dari CISDI menunjukkan bahwa 10% populasi Indonesia masih hidup di daerah tanpa akses layanan kesehatan dasar. Angka ini mencerminkan kegagalan sistemik untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang berkeadilan.
Pemimpin terpilih harus memperkuat sistem layanan kesehatan primer dengan meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan, menambah tenaga kesehatan terlatih, serta memperluas akses pelayanan kesehatan esensial.
Inisiatif seperti Program Indonesia Sehat (PIS) yang mendukung penguatan puskesmas dan layanan berbasis komunitas harus terus dikembangkan sebagai prioritas yang mendesak. PIS harus dijalankan secara konsisten dengan evaluasi yang berkesinambungan.
Lebih dari itu, dukungan terhadap program ini tidak cukup hanya dari sisi pemerintah pusat. Kepala daerah juga harus terlibat aktif dengan menetapkan prioritas yang sesuai dengan kebutuhan spesifik wilayah masing-masing. Keberhasilan dalam upaya ini tidak hanya akan meningkatkan indikator kesehatan masyarakat, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan mendorong pembangunan di daerah.
Peningkatan Anggaran dan Kebijakan Kesehatan Publik
Pemimpin terpilih perlu memperhatikan alokasi anggaran kesehatan yang saat ini hanya sekitar 5% dari total APBN, jauh dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 15%. Dana ini digunakan untuk memperluas cakupan program kesehatan promotif-preventif seperti imunisasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan kampanye kesadaran masyarakat.
Selain itu, kebijakan kesehatan publik juga harus diarahkan pada pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, dan kanker yang terus meningkat di Indonesia. Kampanye gaya hidup sehat melalui edukasi dan regulasi seperti pembatasan konsumsi gula dan rokok perlu mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah.
Respon Cepat terhadap Krisis Kesehatan
Pandemi COVID-19 mengajarkan kita pentingnya kesiapan menghadapi krisis kesehatan. Presiden dan kepala daerah terpilih harus membangun sistem yang lebih tangguh dalam mendeteksi dan merespons wabah penyakit.
Peningkatan kapasitas laboratorium, pelatihan tenaga kesehatan, dan penyediaan stok Alat Pelindung Diri (APD) harus menjadi agenda prioritas. Selain itu, sistem data kesehatan yang terpadu dan berbasis teknologi perlu diimplementasikan untuk memudahkan pengambilan keputusan berbasis bukti.
Peningkatan Gizi dan Kesejahteraan Anak
Masalah stunting masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Data menunjukkan bahwa sekitar 21,6% anak Indonesia mengalami stunting, angka yang masih jauh dari target WHO sebesar 20%. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor antara kesehatan, pendidikan, dan ketahanan pangan.
Program makan bergizi gratis harus didukung oleh rantai pasokan yang kuat dan berkelanjutan. Ini bisa melibatkan kerja sama dengan petani lokal untuk memastikan pasokan bahan pangan segar, sekaligus mendorong ekonomi daerah.
Di sisi lain, edukasi bagi orang tua, terutama ibu hamil dan menyusui, juga harus menjadi bagian integral dari program ini. Melalui penyuluhan rutin tentang pentingnya pola makan sehat, pemerintah dapat membantu membentuk kebiasaan yang berdampak jangka panjang pada kesehatan keluarga.
Selain itu, kepala daerah terpilih harus memastikan bahwa program sanitasi dan akses air bersih berjalan dengan baik sebagai bagian dari pencegahan stunting.
Komitmen Berkelanjutan
Pesta demokrasi bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi juga memberikan mandat kepada mereka untuk mengawal visi besar Bangsa Indonesia. Upaya kesehatan masyarakat harus menjadi fokus jangka panjang, bukan sekadar program 5 tahunan yang berakhir tanpa ada keberlanjutan.
Dalam hal ini, masyarakat juga memiliki peran penting untuk mengawasi dan memastikan janji kampanye di bidang kesehatan benar-benar terealisasi. Dengan memprioritaskan kesehatan, Indonesia dapat melangkah lebih jauh sebagai negara yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga memiliki rakyat yang sehat dan sejahtera. Kini, bola ada di tangan para pemimpin terpilih untuk mewujudkan harapan ini. *