*Dr. Eko Pamuji, M.I.Kom, dosen Ilmu Komunikasi Unesa dan Praktisi Media (dok/duta.co)

Oleh : Dr. Eko Pamuji, M.I.Kom

Kesenjangan digital, atau disparitas akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK), merupakan tantangan besar di banyak negara berkembang. Ketidaksetaraan ini berkontribusi pada ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk mendapatkan manfaat penuh dari kemajuan teknologi. Faktor-faktor penyebabnya meliputi rendahnya tingkat literasi digital, infrastruktur teknologi yang terbatas, serta keterbatasan ekonomi. Mengatasi kesenjangan digital memerlukan pendekatan strategis yang terintegrasi, mencakup perbaikan infrastruktur, peningkatan literasi digital, dan kebijakan yang inklusif.

Salah satu faktor utama penyebab kesenjangan digital adalah terbatasnya infrastruktur teknologi, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Ketersediaan internet broadband yang stabil dan terjangkau masih menjadi tantangan bagi banyak negara berkembang. Oleh karena itu, pemerintah harus fokus pada pengembangan infrastruktur telekomunikasi, seperti jaringan serat optik, menara seluler, dan satelit internet. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam hal ini, mengingat besarnya investasi yang diperlukan.

Selain itu, penerapan teknologi alternatif, seperti internet berbasis satelit, dapat membantu menjangkau wilayah yang sulit diakses oleh jaringan kabel. Di beberapa negara, seperti Nigeria dan Indonesia, teknologi satelit menjadi solusi bagi masyarakat di daerah terpencil. Pemerintah juga perlu memberikan insentif bagi perusahaan telekomunikasi untuk memperluas jaringan mereka ke wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak menguntungkan secara ekonomi.

Akses terhadap teknologi saja tidak cukup jika masyarakat tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk memanfaatkannya. Literasi digital mencakup kemampuan menggunakan perangkat digital, memahami konsep-konsep dasar teknologi informasi, dan mengakses serta menganalisis informasi secara efektif. Di negara berkembang, tingkat literasi digital sering kali rendah, terutama di kalangan kelompok rentan seperti perempuan, masyarakat pedesaan, dan orang lanjut usia.

Untuk mengatasi ini, program-program pendidikan dan pelatihan literasi digital perlu diperluas. Pemerintah, organisasi non-pemerintah (LSM), dan sektor swasta harus berkolaborasi dalam menciptakan inisiatif yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Contohnya, pengenalan kurikulum literasi digital di sekolah-sekolah dan pusat-pusat pelatihan keterampilan di komunitas lokal dapat mempercepat peningkatan literasi digital. Selain itu, pelatihan bagi tenaga pengajar juga penting agar mereka dapat mengajarkan keterampilan digital secara efektif kepada siswa.

Pemerintah di negara berkembang harus memastikan bahwa kebijakan dan regulasi yang ada mendukung upaya mengatasi kesenjangan digital. Kebijakan harus berfokus pada menciptakan akses yang adil dan inklusif bagi semua kelompok masyarakat, termasuk yang paling terpinggirkan. Subsidi untuk akses internet, pengurangan pajak bagi perangkat teknologi, dan program pembiayaan mikro untuk pengadaan perangkat digital dapat menjadi bagian dari solusi.

Selain itu, regulasi yang mendukung kompetisi sehat di sektor telekomunikasi juga diperlukan. Kompetisi yang lebih baik antara penyedia layanan internet akan mendorong inovasi dan menurunkan harga, sehingga akses internet menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas.

Mengatasi kesenjangan digital tidak bisa dilakukan secara isolasi oleh satu negara saja. Kerja sama internasional, baik melalui organisasi internasional maupun kemitraan regional, sangat penting. Negara berkembang dapat memanfaatkan inisiatif global seperti proyek internet satelit atau hibah teknologi dari organisasi internasional untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan literasi digital.

Kolaborasi lintas sektor juga krusial. Perusahaan teknologi global, seperti Google dan Microsoft, telah terlibat dalam inisiatif untuk meningkatkan akses internet dan keterampilan digital di negara berkembang. Pemerintah perlu terus mendorong sektor swasta untuk berperan aktif dalam mendukung inklusi digital.

Strategi mengatasi kesenjangan digital di negara berkembang memerlukan pendekatan multidimensional yang melibatkan pembangunan infrastruktur, peningkatan literasi digital, kebijakan yang inklusif, dan kolaborasi antar sektor. Dengan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat internasional, kesenjangan digital dapat dikurangi, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat penuh dari revolusi digital. (*)

*Dr. Eko Pamuji, M.I.Kom, dosen Ilmu Komunikasi Unesa dan Praktisi Media

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry