KEDIRI | duta.co – Anggapan politik itu kotor, rusuh, menjijikkan atau najis masih menyelimuti sejumlah orang, bahkan pejabat, di mana dirinya lahir dan digaji dari ‘rahim’ politik itu sendiri. Di Kediri misalnya, nonton bareng (nobar) debat publik Pilwali dilarang selain Posko Kampanye, sementara Nobar bola, bebas di mana saja asal tertib.
Beleid itu hasil dari pertemuan yang berlangsung dengan suasana keakraban antartim kampanye saat digelar rapat koordinasi bertempat di Rumah Pintar Pemilu, Rabu (20/6) dimulai pukul 19.00wib. Adapun salah satu kesepakatan dengan meniadakan nonton bareng (nobar) Debat Publik Tahap II, namun untuk nobar Piala Dunia diijinkan dengan catatan tetap menjaga ketentraman umum. Pernyataan ini disampaikan Ketua Komisioner KPU, H Agus Rofiq sebelum menutup pertemuan.
Dihadiri perwakilan tim kampanye, Imam Bashori dari Paslon nomor urut 1, Ahmad Khoiron dari Paslon nomor urut 2 dan Lilik Djaryanti dari Paslon nomor urut 3, Kabag Ops Polres Kediri Kota Kompol Sunardi, Kasat Intel AKP Ponidi, Ketua Bawaslu Ir. R. Yoni Bambang serta para Komisioner KPU, akhirnya terdapat sejumlah kesepakatan.
Selain himbauan tidak menggelar nobar debat publik, pihak KPU meminta saat hari tenang nanti, bagi pemilik warung atau toko yang terpasang foto paslon, untuk melepas atau membalik tidak terlihat umum.
“Debat Publik Tahap Dua Pilwali Kota Kediri akan digelar 22 Juni dimulai Pukul 19,30wib. Catatan disampaikan Polres Kediri Kota melalui Kabag Ops, Kompol Sunardi akhirnya disepakati semua pihak, di larang menggelar nonton bareng debat publik di mana pun kecuali berada di posko kampanye masing – masing,” jelas Agu Rofiq.
“Bahwa kita mengacu aturan PKPU bahwa di ranah private untuk mencopot atau keber terdapat gambar paslon, maka kebernya harus dibalik. Terrkait spanduk tugas PPS, kemudian PPK menurunkan umbul–umbul dan tim gabungan terdiri KPU, Bawaslu dan Satpol PP didampingi tim kampanye menurunkan baliho,” imbuh Ketua Komisioner KPU Kota Kediri. (nng)
