“Kemudian Badui itu pergi. Tiba-tiba, rasa kantuk menyerangku (Al-Utaibi). Aku lalu tertidur dan bermimpi melihat Nabi Saw berkata: “Wahai Utaibi, orang Badui itu benar. Sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa Allah telah memberi ampunan untuknya.””

Oleh H Zulkarnain Nasution

GELOMBANG kedatangan jemaah haji Indonesia mulai memasuki kota Madinah Al-Munawarah, kota yang disinari oleh kedatangan Rasulullah. Dari kota Madinah, Nabi Muhammad Saw mulai melakukan dakwah tauhid dan kemanusiaan. Hanya dalam waktu 10 tahun, sinar kenabian telah memancar ke seluruh penjuru dunia. Sisi-sisi gelap peradaban dunia mulai diterangi oleh sinar keislaman.

Jemaah haji tahun ini telah tiba di Madinah. Mereka adalah orang-orang terpilih. Mereka beruntung berkesempatan ziarah ke makam Rasulullah Saw.Kedatangan yang penuh kerinduan karena cintanya kepada Nabi Muhammad Saw. Bertemu dengan sosok pemberi syafaat yang telah disemayamkan di pertapakan rumah-Nya. Tepat di sebelah Mesjid Nabawi, Rasul Saw dan dua sahabat-Nya Abu Bakar Siddik dan Umar ibn Khattab dimakamkan.

Diriwayatkan, para sahabat, antara lain Bilal bin Rabah, Ibn Asakir, dan Ibu Umar yang selalu berziarah ke makam Nabi Saw. Para ulama sepakat bahwa ziarah makam Nabi Saw disunnahkan. Untuk itu, saat di Madinah, jemaah dianjurkan berziarah ke makam Nabi Saw. Allah berfirman:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا

Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah. Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (An-Nisā’ [4]:64)

Ayat ini memberi harapan bagi siapa pun, termasuk jemaah haji agar mendatangi Rasul Saw dan meminta ampunan kepada Allah. Selama hidup ini, betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kita lakukan. Maka datanglah kepada Nabi dan meminta Allah mengampuni kesalahan dan kemaksiatan yang telah dilakukan. Bila Nabi memintakan ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya, niscaya Allah akan membuka pintu taubat dan kasih sayang-Nya. Harapan kebesertaan Nabi Saw momohonkan ampun atas dosa seseorang, niscaya Allah akan mengabulkan permintaan itu.

Dikisahkan dari Al-Utaibi, ketika saya duduk di sisi makam Nabi Saw, datang seorang Badui. Ia lalu berkata: Assalamu’alaikum ya Rasulullah. Aku mendengar Allah mengatakan, “Seandainya mereka (orang-orang munafik) setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Nabi Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”

Badui itu lalu berkata: “Sesungguhnya aku datang memohon ampun kepada Tuhan atas dosaku dan meminta syafaatmu, seraya merangkai kata:

“Wahai orang terbaik yang telah dikubur di bawah, maka aroma wewangian memancar dari bawah sini. Diriku meyakini Engkau tenang di dalamnya, di dalam sini terdapat kesucian, kebaikan, dan kemuliaan.”

Kemudian Badui itu pergi. Tiba-tiba, rasa kantuk menyerangku (Al-Utaibi). Aku lalu tertidur dan bermimpi melihat Nabi Saw berkata: “Wahai Utaibi, orang Badui itu benar. Sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa Allah telah memberi ampunan untuknya.”

Ditemukan beberapa hadis yang menguatkan bahwa ziarah Nabi Muhammad Saw. Misalnya, hadis riwayat Bukhari dan Muslim: “Di antara rumahku dan mimbarku terdapat sebuah taman dari taman surga”.

Ibn Hajar berpendapat bahwa yang dimaksud rumah dalam hadis ini adalah rumah Aisyah yang saat ini telah menjadi tempat makam Nabi. Dalam hadis lain, “Di antara mimbar dan rumah Aisyah, terdapat sebuah taman dari taman surga”.

Ada juga hadis yang menganjurkan ziarah makam Nabi. Misalnya, hadis yang diriwayatkan Ahmad, “Ketika melepas Muaz bin Jabal ke Yaman, Rasul berkata, “Mungkin engkau tidak akan menemukanku lagi setelah dua tahun ke depan. Semoga engkau dapat mengunjungi mesjidku ini dan kuburanku.”

Hadis ini mengandung arti bahwa Rasul Saw mengajak Muaz saat kembali ke Madinah untuk mengunjungi masjid dan makamnya.

Begitu pentingnya ziarah kubur Nabi bagi jemaah haji agar mendapat syafaat Nabi Saw kelak di hari kiamat. Dalam sebuah hadis riwayat Thabrani, Rasul berkata, “Bila ada seorang penziarah yang khusus hanya ingin berjumpa denganku, niscaya Allah akan menjadikan Aku pemberi syafaat baginya di hari kiamat.”

Fasilitas untuk berziarah kubur Nabi Saw telah tersedia dan teratur di Masjid Nabawi. Seyogyanya, semua jemaah haji dapat berziarah ke makam Nabi. Mendatangi makam Nabi sama saja dengan mendatangi rumah Nabi. Oleh karena itu, datanglah dengan adab yang mulia dan niat yang kuat memang ingin bertemu dengan Rasulullah Saw. Kenakan pakaian bersih dan rapi. Jaga kesucian diri dengan berwudu. Ketika sampai di hadapan makam Nabi Saw, berdiri dengan sopan, seraya berkata :

السلام عليك يا رسول الله، السلام عليك يا خيرة الله من خلقه، السلام عليك يا حبيب الله، السلام عليك يا سيّد المرسلين وخاتم النّبيّين، السلام عليك وعلى آلك وأصحابك وأهل بيتك وعلى النّبيّين وسائر الصالحين، أشهد أنك بلّغت الرسالة وأدّيت الأمانة، ونصحت الأمة فجزاك الله عنّا أفضل ما جزى رسولا عن أمته

Assalamu’alaika ya Rasulullah, Assalamu’alaika sebaik-baik makhluk ciptaan Allah, Assalamu’alaika wahai kekasih Allah, Assalamu’alaika wahai penghulu Rasul dan penutup para Nabi, Assalamu’alaika untuk keluargamu, sahabatmu, keturunanmu, para nabi, dan orang-orang saleh. Aku bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, dan melaksanakan amanah, dan memberi nasehat umat. Semoga Tuhan membalasmu atas nama kami sebaik Dia memberi pahala kepada seorang rasul atas nama bangsanya. (sumber kemenag.go.id*)

H ZULKARNAIN NASUTION, adalah Kepala Bidang Bimbingan Ibadah PPIH 2024.

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry