Peletakan batu pertama oleh para mantyan Kepala Lembaga Pemasyaratakan (Kalapas). (DUTA.CO/dok)

SURABAYA | duta.co – Minat Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) muslim di Lapas Kelas I Surabaya dalam menunaikan ibadah semakin tinggi. Perluasan Masjid Nurul Fuad di Lapas Surabaya pun dimulai sejak pekan lalu. Seluruh dana merupakan sumbangan dari petugas dan WBP.

Dimulainya pembangunan masjid itu ditandai dengan peletakan batu pertama. Didampingi Kalapas Suharman, mantan Kalapas Surabaya Marjaman (Tahun 1995-1998). Secara berurutan, para mantan Kalapas yang terletak di Porong itu meletakkan batu selanjutnya.

Suharman mengungkapkan bahwa pengembangan ruangan ibadah masjid ini dikarenakan kapasitas dari ruangan masjid sudah tak mampu lagu menampung jemaah yang mengikuti ibadah. Sehingga, WBP melalui takmir masjid mengusulkan kepada pihak Lapas. Namun, karena tahun ini pihaknya tidak memiliki anggaran, maka WBP berinisiatif untuk membentuk kepanitiaan sendiri. “Kami ingin memohon doa restu kepada para sesepuh mantan Kalapas Porong agar pembangunan berjalan dengan lancar dan seperti yang diinginkan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Nurul Fuad yang juga WBP, Muhammad Anton mengungkapkan bahwa pihaknya selaku panitia, ingin memberikan pelayanan kepada seluruh jemaah. Karena selama ini, masjid yang ada hanya mampu menampung 600-800 jamaah. “Sehingga ketika jemaah Salat Jumat, sampai ke selasar dan lapangan,” ungkapnya.

Nantinya, setelah diluaskan masjid bisa menampung hingga 1.000 WBP. Sehingga ketika ada kegiatan pembinaan seperti pengajian rutin setiap hari, pesantren hingga peringatan hari besar keagamaan bisa tertampung. Untuk dananya murni swadaya yang digalang oleh WBP sendiri. “Lapas hanya supervisi, tidak ikut sama sekali mengelola keuangan, semua murni kami yang mengelola,” terangnya. (eno)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry