SURABAYA | duta.co – Namanya keren! Azka Maulana Malik. Usianya baru 6 tahun. Bocah ini memiliki kisah mendebarkan. Anak pasangan Eti Suryati dan M. Eka ini, sehari-harinya hidup di Desa Rawa Cina, Kecamatan Cugenang, sebuah wilayah yang sulit terjangkau tim evakuasi. Azka selama 48 jam tertimbun reruntuhan akibat gempa bermagnitudo 5,6 yang menghancurkan Cianjur, Jawa Barat.

Azka bersama ibunya (Eti Suryati) yang dikabarkan meninggal. FT/dok.keluarga (bbc.com)

Kini, setidaknya ada dua desa di Kecamatan Cugenang yang diidentifikasi masih terisolasi dan membutuhkan bantuan. “(Azka) ditemukan di sebelah neneknya yang meninggal dunia,” begitu Suhariyanto Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suhariyanto dalam konferensi pers di Cianjur pada Rabu (23/11/22).

Selain Azka, masih ada puluhan, sekitar 40 orang yang hilang. Kemungkinan besar, mereka sedang tertimbun reruntuhan. Menurut jenderal TNI bintang tiga (Suhariyanto), seluruh personel gabungan (6.000 orang) akan terus melakukan pencarian. Dia berharap, 40 orang yang masih hilang dapat berangsur ketemu. “Saya mohon doa dukungan 40 orang yang masih hilang agar bisa kita temukan,” harapnya.

Kisah terselamatkan Azka ini, tidak lepas dari peran penting sang paman, Wahyudi. Ialah yang menunjukkan lokasi kebiasaan Azka kepada tim pencari korban. Meski dia tidak tinggal di Cugenang, karena bekerja di Tangerang, tetapi laki-laki berusia 29 tahun itu hafal betul kebiasaan keluarganya, termasuk keponakannya, Azka.

Dia menunjukkan tempat Azka biasanya berada saat di rumah, kepada tim SAR. “Saya bilang ‘depan ini, depan teras, ini tempat warung, terus ini kamarnya, barangkali di sini’. Eh tahunya benar. Pas di situ tim bekerja, dan di situ ada, tim menemukan Azka,” ujar Wahyudi dengan suara bergetar.

Dia sangat bersyukur menemukan keponakannya dalam kondisi hidup, meski anggota keluarga yang lain meninggal dunia. “Dampak tiga hari tiga malam nggak makan, nggak minum, katanya sakit perut. Cuma kalau kondisi badan dalam dan luar, nggak ada luka. Itu dokter bedah yang ngomong tadi,” papar Wahyudi kepada wartawan BBC News Indonesia Muhammad Irham, yang berada di lokasi kejadian.

Tak Ada Tangis

Yang membuat tim SAR tercengang, saat melihat kondisi Azka segar bugar, dan tidak menangis. “Beri ruangan, beri ruangan… kasih jarak, kasih jarak… kasih napas pak, oksigen pak,” begitu btim evakuasi gabungan secara bergantian saat mengeluarkan Azka dari puing-puing bangunan.

Tidak ada jeritan tangis. Yang tampak bocah berusia enam tahun itu penuh  debu dari reruntuhan. Pakaiannya kotor. Sama sekali tidak terdengar tangisan, bahkan saat berjalan evakuasi. Ini yang menjadi keyakinan banyak orang, Azka tetap tegar, kondisi tidak mudah drop. “Luar biasa! Kalau Allah SWT Yang Mau, tak ada yang kuasa menghalangi,” demikian komentar warga.

Tak kenal lelah. Tim SAR terus bekerja. bbc.com

Sebagai informasi, jumlah teranyar data korban meninggal akibat gempa di Cianjur sebanyak 271 orang. Selain itu, korban luka sebanyak 2.043 orang dan jumlah pengungsi hingga saat ini tercatat sebanyak 61.908 orang. Terkait kerugian materil, tercatat sebanyak 56.320 rumah rusak, terdiri dari 22.241 katergori rumah rusak berat, 11.641 rumah kategori rusak sedang, dan 22.090 kategori rusak ringan. Semoga segera tertangani dengan baik. (sumber: bbc.com)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry