Tjahjo Kumolo (ist)
JAKARTA | duta.co – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, ternyata juga menduga ada motif politik di balik tercecernya ribuan keping KTP-el di Pondok Kopi, Jakarta Timur, beberapa hari lalu. Ia juga menyebut peristiwa ini mengganggu pelaksanaan pemilu 2019.
“Sekarang kami sedang menginvestigasi siapa yang membuang KTP-el yang sudah kadaluwarsa dan belum dipotong di area persawahan di Jakarta Timur kemarin. Kami tunggu hasil penyidikan tuntas dari polisi,” kata Tjahjo kepada wartawan di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Senin (10/12/2018).
Namun, Tjahjo menilai ada indikasi hal ini mengarah kepada kepentingan politik. “Walaupun (KTP-el) yang digunakan sudah kadaluwarsa, saya melihat ada indikasinya,” tegasnya.
Tjahjo mengingatkan, persoalan KTP-el di tahun politik ini sangat sensitif. Pelaku yang membuang KTP-el harus dicari hingga kasus ini tuntas.
Dia juga menyebut ada indikasi bahwa pihak yang terlibat dalam kasus saat ini sama dengan pihak di balik tercecernya ribuan KTP-el di Bogor beberapa bulan lalu. “Yang sekarang tercecer di Duren Tiga, rumahnya kok berdekatan. Mudah-mudahan bisa segera diungkap motivasinya,” lanjut Tjahjo.
Dia mengakui rangkaian persoalan KTP-el akhir-akhir ini mengganggu sistem pemilu. Dia memandang sejumlah persoalan yang terjadi dalam kurun waktu berdekatan sama halnya dengan isu uang palsu. “Motifnya membuat gaduh atau apa, jelas semua sistem sudah bisa digunakan,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua RW 11 Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Ipit Purwanto, mengatakan jumlah KTP-el yang diduga dibuang di wilayahnya mencapai ribuan keping. Alamat yang tertera di ribuan KTP-el itu pun seluruhnya tercatat di Pondok Kelapa. Ipit yang pertama kali mengamankan temuan itu sudah menghitung seluruh jumlah KTP-el yang ada. Dari seluruh temuan yang ada, jumlahnya mencapai 2.158 keping KTP-el.
“Semua KTP-el sudah kami lihat. Semuanya untuk Kelurahan Pondok Kelapa. (Alamatnya) dari semua RT dan RW yang ada di Pondok Kelapa,” ujar Ipit ketika dihubungi kemarin.
Seluruh KTP-el tersebut ditemukan di area persawahan yang tidak jauh dari jalan raya. Tepatnya di Jl Karyabakti 6, RT 03/RW 11, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Sebelumnya Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh memastikan insiden jual beli blangko E-KTP di toko online tidak akan mengganggu keberlangsungan Pemilu 17 April 2019. Sebab, blangko yang terjual hanya 10 buah. Hal itu dinilai tidak akan menimbulkan efek khusus bagi Pemilu.
“Kalau buat pemenangan pileg pilpres engga ngefek. ( Blangko E-KTP yang dijual) hanya 10,” kata Zudan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/12/2018).
Zudan juga menyebut, blangko E-KTP yang dijual itu tidak bisa digunakan sebagaimana E-KTP asli. Sebab, dalam chip E-KTP yang dijual bebas itu tidak terkoneksi dengan pusat data yang dimiliki Kemendagri.
Blangko E-KTP Praktik jual beli tersebut juga tidak menyebabkan pusat data menjadi jebol. “Dan membuat KTP el jadi KTP palsu. Jadi nyoblosnya mau di mana? Jadi nggak ada kaitannya sama pemilu,” ujar Zudan.
Meski demikian, Zudan mengatakan tindakan pelaku adalah perbuatan fatal karena menyebabkan kegaduhan. (kcm/hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry