SURABAYA | duta.co – Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mohammad Romahurmuzzy mengakui persaingan dua pasangan calon di Pilgub Jatim 2018 berdasarkan hasil beberapa lembaga survey sangat ketat. Karena itu, PPP sebagai salah satu partai pengusung pasangan Khofifah-Emil harus kerja keras, cerdas dan ikhlas supaya dapat memenangkan Pilgub Jatim mendatang.

“Kemenangan Pilkada dan Pilgub Jatim 2018 akan menjadi modal bagi PPP dalam menghadapi Pileg dan Pilpres 2019. Karena itu untuk bisa menang, bukan hanya perlu kerja keras tapi juga kerja cerdas dan ikhlas,” ujar Gus Rommy sapaan akrab Romahurmuzzy saat sambutan pembukaan Muskerwil DPW PPP Jatim di Hotel Novotel Surabaya, Jumat (17/3/2018).

Menurut Rommy, kemenangan Khofifah-Emil juga untuk menunjukkan apa yang diyakini PPP itu yang terbaik adalah benar. “70 persen warga Jatim pasti mengaku NU, sehingga Jatim itu layak disebut republik NU. Makanya PPP pilih pasangan calon yang benar-benar NU yaitu Khofifah dan Emil Dardak. Ke-NU-an Khofifah tidak perlu diragukan. Sedangkan Emil adalah mantan ketua PCI Jepang dan cucu KH Dardak pendiri masjid agung Trenggalek,” bebernya.

Diakui Rommy, kerja tim pemenangan Pilkada di Pulau Jawa agak lebih mudah karena secara kebetulan kader-kader PPP yang maju di Pilgub memiliki nomor urut yang sama, yaitu satu. Misalnya, di Jatim, Khofifah-Emil nomor 1, di Jateng Ganjar-Yasin juga nomor 1, di Jabar Ridwan Kamil-Uuk juga nomor 1. Bahkan Munjidah Wahab di Jombang juga nomor 1,

“Mudah-mudahan ini jadi petunjuk paslon yang didukung PPP menang. Kalau Pilgub di Jawa, kita bisa menang maka saya yakin PPP bisa masuk 3 besar di pemilu 2019 seperti yang pernah dicapai pada tahun 2009 lalu,” jelas Romahurmuzzy.

Kendati demikian, tantangan saat ini cukup berat lantaran masyarakat mulai apatis dengan Pilkada karena dari 514 kepala daerah yang tersebar di seluruh Indonesia, sekitar 300 orang diantaranya terjerat kasus korupsi.”Masyarakat mulai tak percaya dengan pemimpinnya. Ini berbahaya dan tantangan dari sistem demokrasi yang kita pakai,” beber Rommy.

Padahal agama Islam telah mengajarkan bahwa taat kepada ulil amri itu berlaku jika pemimpin taat kepada Allah dan Rasul-Nya.  Selain itu politik juga menjadi bagian dari pengamalan ajaran agama dan rasul.

“Agama dan kekuasaan ibarat saudara kembar. Agama adalah  pondasinya dan kekuasaan itu penjaganya. Segala sesuatu tanpa pondasi akan roboh dan segala sesuatu tidak ada yang dijaga akan hilang,” tegas Rommy menyitir petuah Imam Ghozali dalam.

“Untuk Jatim wajib kiranya dalam memilih pemimpin, hendaknya yang mengerti dan yang tunduk pada agama bukan pemimpin yang melawan agama. Karena itu di Jatim kita cari pemimpin yang paling tunduk pada agama dalam karier politiknya dan itulah ada pada Khofifah-Emil yang sama-sama akan kita menangkan,” tambah Rommy.

Senada ketua DPW PPP Jatim H Musyaffa’ Noer menegaskan bahwa Khofifah itu lahir dan besar dari rahim PPP sehingga tidak salah jika PPP mengusung mantan Mensos RI sebagai Cagub Jatim di Pilgub mendatang dengan harapan nantinya bisa ikut bersama-sama membesarkan PPP di Jatim.

“Rakorwil ini diselenggarakan untuk memperkuat struktur partai untuk bergerak memenangkan Khofifah-Emil di  Pilgub Jatim, sekaligus menjawab keraguan PPP masih setengah hati mendukung Khofifah-Emil,” ujar Musyaffa’ Noer.

Ia juga menegaskan bahwa sejak rekomendasi DPP PPP memutuskan mendukung Khofifah-Emil seluruh jajaran pengurus PPP di Jatim patuh dan loyal terhadap kepemipinan Ketum DPP PPP Romahurmuzy.

“Sebelum turun rekomendasi DPP, memang ada dinamika tapi itu hal wajar dalam sebuah partai politik. Tapi kalau sekarang jika ada yang tak loyal dengan keputusan DPP tentu kami tak segan memberikan sanksi,” tegas ketua FPPP DPRD Jatim ini.

Dalam kegiatan tersebut cagub Jatim Khofifah Indar Parawansa dan cawagub Jatim Emil Elistianto Dardak juga hadir bahkan diberikan jaket hijau PPP yang dikenakan langsung oleh Ketum DPP PPP Romahurmuzzy. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry