Keterangan foto kemenag.go.id

PALU | duta.co – Kisah Nurul Istikharah, siswa Kelas X MIA 3 MAN 1 Kota Palu, ini memang cukup dramatis. Ia masih bisa bertahan hidup, atas kuasa Allah setelah 35 jam tertimbun gempa, hingga akhirnya ditemukan tim Basarnas dan warga.

Hanya kepala yang tidak tertimbun reruntuhan bangunan saat itu. Sementara sang ibu dan adik Nurul menghadap sang Khaliq saat peristiwa itu.

Kini, Nurul kembali tersenyum. Rasa bahagia tersirat di wajahnya saat bertemu Menag Lukman Hakim Saifuddin yang menyambanginya di pelataran MAN 1 Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) pagi itu, Senin (19/11).

Ia menarik pelan tangan kanan Menag Lukman saat bersalaman, menyandarkan ke kening dan menciumnya. Menag pun membalas senyuman Nurul. Menag kemudian menyapa dan mengelus kepala Nurul sembari membungkukan badan bertumpu setengah duduk untuk sejajar dengan Nurul yang duduk di kursi roda.

Saat tangan kanan Menag mengelus kepala Nurul, seketika ia pejamkan mata seakan merasakan belaian sang ibu yang kini telah tiada. Ada butiran kecil bening menetes di pipi Nurul tatkala berjumpa dengan Menag.

Air mata kebahagian itu tak kuasa ia bendung. Menag dan Nurul pun bercengkerama tanpa sedikit pun menunjukkan kesedihan lara nan mendalam.

Sambil memegang tangan kanan Nurul, Menag berucap pelan, “Kita harus kuat menghadapi cobaan ini. Allah swt pasti memberi kita kekuatan dan kesabaran,” kata Menag disambut senyum dan anggukan kepala dari Nurul. Keduanya saling bertatap memberi pesan optimisme bahwa Allah Maha Rahman. Dia tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Nurul Istikharah merupakan siswa Kelas X MIA 3 MAN 1 Kota Palu. Ia salah satu penyintas dari ribuan warga, pascagempa, tsunami dan likuefaksi melanda Kota Palu, Sigi, dan Donggala pada 28 September 2018 silam.

Ia buah hati dari pasangan Muh Yunus (45) dan Risni (44). Adiknya bernama Fuziah (14). Saat gempa dan likuefaksi, Nurul atas kuasa Allah mampu bertahan selama 35 jam hingga akhirnya ditemukan tim Basarnas dan warga.

Harus Kuat dan Tabah

Hanya kepala Nurul yang tidak tertimbun reruntuhan material bangunan. Sementara sang ibu dan adik Nurul menghadap sang Khalik saat peristiwa itu.

Kehadiran Menag Lukman pagi itu mengisyaratkan Nurul untuk bangkit menyongsong kehidupan dan meninggalkan masa kelam. Mewakili ribuan ASN dan keluarga besar Kemenag di seantero negeri, Menag pun menyerahkan bantuan tali asih kepada Nurul yang kala itu didampingi sang ayah.

Pertemuannya dengan Menag lebih kepada lecutan motivasi. Nurul kini menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri, keluarga, teman dan masyarakat Kota Palu, Sigi, dan Donggala untuk kuat dan bangkit.

Tidak lara dan nestapa. Kini Nurul lebih kuat seiring kuat dan bangkitnya Kota Palu, Sigi dan Donggala menyongsong kehidupan lebih baik.  (kmg)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry