JAKARTA | duta.co – Daftar 200 penceramah yang dikeluarkan Kementerian Agama mestinya tidak perlu disoal. Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, itu hanyalah cara lembaga ini melayani masyarakat, dan nama-nama tersebut tidak terbatas pada 200 itu.

Hal ini dijelaskan Menag dalam kesempatan live talkshow di TvOne salah satu televisi nasional,  di Jakarta. “Ini bukan seleksi, bukan akreditasi, apalagi standardisasi. Ini cara kami layani permintaan publik,” terang Menag,  Senin (21/05/2018).

Menurut Menag, rilis itu juga bukan dalam rangka memilah dan memilih penceramah. Rilis dibuat sesuai dengan usulan beberapa kalangan yang sudah masuk ke Kementerian Agama dan akan terus diupdate. Untuk itu, dalam rilis yang disampaikan,  Kementerian Agama juga menyertakan nomor whatsapp yang bisa dijadikan sarana menyampaikan masukan (08118497492).

“Kami menerima banyak sekali masukan dari masyarakat. Dengan senang hati kami akan merilis beberapa yang belum masuk. Kami sudah menyatakan bahwa rilis ini sifatnya dinamis,” tuturnya.

“Silahkan saja publik menyampaikan. Kami membuka diri selebarnya untuk menerima masukan,” sambungnya.

Ditanya apakah ada motif politik dalam rilis tersebut, Menag menegaskan bahwa itu sama sekali tidak ada makna politik.  Daftar mubaligh dibuat secara alamiah sesuai daftar usulan yang masuk dari pengurus ormas keagamaan, masjid besar, dan lainnya.

Jika ada mubaligh dengan jutaan viewer tapi belum masuk dalam daftar,  hal itu semata karena belum masuk dalam usulan. “Itu bukti tidak ada motif politik di sini. Sama sekali tidak ada. Kalau kami berpolitik praktis, maka kami hanya akan masukan yang pengikutnya besar saja,” ujar Menag.

Tentang mubaligh yang merasa tidak nyaman karena namanya masuk dalam daftar rilis, Menag menyampaikan permohonan maaf. “Atas nama Kementerian Agama, selaku Menteri Agama, saya memohon maaf kepada nama yang ada dirilis yang merasa tidak nyaman namanya ada di sana,” tandasnya.

Dalam kesempatan lain Menag menambahkan, setelah nama-nama mubaligh dikumpulkan, setidaknya ada tiga hal menjadi poin yang dicermati yaitu:

  1. Mereka-mereka yang betul mumpuni dalam arti menguasai secara mendalam dan luas tentang substansi ajaran Islam.
  2. Memiliki pengalaman yang cukup sebagai penceramah.
  3. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap kebangsaan. “Nah atas dasar itulah kami merilis 200 nama pencermah tersebut. Yang harus menjadi catatan kita semua adalah bahwa ini adalah rilis yang pertama dan bukan satu-satunya,” tegas Menag. (kmg)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry