“Pemprov Jatim layak mendapat ‘bintang’. Sebagai bagian dari stakeholder, Pemprov telah memberikan porsi besar (dana pendidikan) dalam APBD.”
Oleh Eko Pamuji*
KAMIS, 25 November (2021) adalah Hari Guru. Minggu 7-13 November 2021, berlangsung Kompetisi Sains Nasional (KSN) oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI).
Hasilnya: Jawa Timur kembali menorehkan prestasi terbaik di sektor pendidikan. Ini kali kedua, Jawa Timur sukses meraih juara umum pada kejuaraan KSN.
Pas! Kalau Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut prestasi terbaik ini sebagai kado peringatan Hari Guru, 25 November mendatang.
Sebagai warga Jawa Timur, tentu, kita ikut bangga. Di mana, Jatim sukses meraih 29 Emas, 29 Perak dan 25 Perunggu. Porelah ini mengungguli DKI Jakarta yang berada di peringkat dua dengan 21 Emas, 28 Perak dan 25 perunggu.
Pun semakin di depan dari Jawa Barat yang berada di peringkat ketiga dengan 11 Emas, 15 Perak dan 26 Perunggu. Baru setelah itu, Provinsi Riau meraih 8 Emas, 5 Perak, 14 Perunggu. Banten dengan 6 Emas, 23 Perak, 20 Perunggu. Jawa Tengah dengan 6 Emas, 21 Perak, 34 Perunggu.
Tidak mudah. Karena itu, prestasi ini layak mendapat apresiasi. Bayangkan, selama 18 tahun Jawa Timur belum mendapatkan prestasi gemilang dalam kompetisi bergengsi tingkat pelajar se-Indonesia ini.
Dan, bukan pekerjaan mudah untuk bisa menggejot prestasi anak didik kita.
Jantung Utama
KSN sediri pertama kali digelar sejak tahun 2002. Baru tahun 2020 lalu, Jawa Timur sukses meraih juara umum tersebut. Dan, kembali bertahan dengan gelar juara yang sama, tahun 2021.
Tidak berlebihan, kalau Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih kepada para kepala sekolah dan guru yang telah bersama-sama menunjukkan kinerja terbaiknya.
Secara pribadi, penulis juga teringat sosok Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi, MT yang, dengan telaten terus berdiskusi bersama para kepala sekolah, para guru, serta para orang tua, sehingga mereka tidak bosan-bosan mendidik, membina dan mendorong putra putrinya meraih prestasi terbaik.
Kita meski sadar, bahwa, dunia pendidikan telah menjadi jantung utama dalam seluruh sektor kehidupan. Beruntung kita, bahwa, kemajuan pendidikan Jawa Timur, telah masuk program besar Gubernur Khofifah, dengan sebutan ‘Jatim Cerdas’.
Ini menandakan komitmen besar Gubernur dalam mengembangkan dunia pendidikan Jawa Timur. Sesungguhnya sudah ada ‘titik-titik’ kemajuan pendidikan Jatim. Misalnya, Jawa Timur meraih predikat lulusan SMA, SMK, dan sederajat terbanyak yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri.
Irama Kebersamaan
Kalau Indonesia ingin maju, maka, keberadaan SDM (Sumber Daya Manusia) unggul dan kualitas adalah mutlak. Di sini dunia pendidikan menjadi pondasi penting. Ialah modal utama menyambut kesuksesan di setiap bidang.
Perlu kita sadari, bahwa, dunia pendidikan tidak mungkin bisa terselesaikan tanpa kita sepakat memberangus ego sektoral. Penguatan dunia pendidikan harus terlaksana bersama. Harus mampu mewujudkan sinergi antara pemerintah, guru, orang tua serta anak didik. Lebih simplenya, sinergitas sekolah, pemerintah dan masyarakat.
Kado ‘juara umum’ pada kejuaraan KSN, ini jangan sampai membuat stakeholder dalam pendidikan kita lengah. Sebagaimana kita saksikan, salah satu kunci sukses Jatim mempertahankan juara umum ini, adalah pendampingan yang massif. Ini tidak hanya oleh pihak sekolah, tetapi juga seluruh stakeholder yang ada. Kebersamaan ini membuat Jawa Timur ‘tidak butuh waktu lama’ meraih prestasi tersebut.
Pemprov Jatim layak mendapat ‘bintang’. Sebagai bagian dari stakeholder, Pemprov telah memberikan porsi besar (dana pendidikan) dalam APBD. APBD 2020 misalnya, Provinsi Jawa Timur menggelontorkan anggaran Rp35,1 trilliun. Artinya, sebesar 30 persen APBD khusus untuk sektor pendidikan.
Kita, tentu, berharap ini bisa mendongkrak indeks pembangunan manusia (IPM) di Jatim. Sejauh mana capaian (pembangunan) kualitas hidup warga Jatim. Karenanya, dunia pendidikan perlu terus berinovasi dalam mewujudkan SDM Unggul. Posisi Jatim yang selalu menjadi pioner dalam banyak hal, tidak boleh membuatnya lengah. Selamat berjuang demi kebaikan bersama! Ini, jelas, bagian dari ibadah. (*)
Eko Pamuji adalah Wartawan Duta Masyarakat, Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur.