SURABAYA | duta.co – “Janji lagi, janji lagi. Padahal, janjimu yang dulu tak terpenuhi. Seperti nyanyian Pak Mahfud MD, janjimu itu palsu,” demikian salah satu komentar warganet usai mendengar visi misi Pilpres 2019 oleh calon presiden Joko Widodo (Jokowi) di beberapa televisi Minggu (13/1/2019) malam.

Hampir semua saluran TV ‘dimasuki’. Jokowi muncul di NET TV, SCTV dan Indosiar, pukul 21.00 WIB, lalu muncul di TvOne pukul 22.00 WIB. Kedua tayangan ini sama persis dan bukan siaran langsung (live), tapi sudah direkam lebih dulu.

Kabarnya Jokowi sudah rekaman untuk tayangan malam itu tanggal 21 Desember. Jokowi tampil kasual dengan kemeja putih dan celana jeans. Jokowi muncul diawali video soal pembangunan infrastruktur di eranya.

“Tidak ada satupun di negara maju yang tak punya infrastruktur yang baik, artinya semua negara maju punya infrastruktur yang baik. Apalagi Indonesia yang besar memiliki 17 ribu pulau,” demikian Jokowi.

Beberapa infrastruktur yang disebut Jokowi antara lain jalan desa, jembatan, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, telekomunikasi, dan lainnya yang bisa mendorong Indonesia bersaing dengan negara lain.

Acara itu diwarnai oleh sesi tanya jawab. Ada 4 orang yang bertanya, yaitu seorang ibu pengusaha roti, artis Beddu, seorang wanita entreprenur, dan artis Raffi Ahmad. Pertanyaan diawali dengan memuji kinerja Jokowi, lalu bertanya soal proyek infrastruktur.

“Jangan sulit-sulit pertanyaannya,” kelakar Jokowi.

“Saya terharu Pak Presiden dengan tayangan adik-adik kita, saudara-saudara kita bisa sampai sekolah tepat waktu tanpa harus berjuang melewati sungai karena ada pembangunan infrastruktur yang masif,” ucap Beddu memuji.

“Infrastruktur apa lagi yang sedang Bapak buat untuk rakyat Indonesia,” tanya Beddu.

Merespons pertanyaan, Jokowi tidak langsung menjawab tapi menjelaskan soal program dana desa yang sudah dimulai tahun 2015. Sambil sesekali melihat layar di bawah, Jokowi menjelaskan anggaran yang sudah cair untuk dana desa tahun 2015 Rp 20,7 triliun, 2016 Rp 47 triliun, 2017 Rp 60 triliun, 2018 Rp 60 triliun.

“Empat Tahun telah kita berikan ke daerah Rp 187 triliun, untuk apa? Ya tadi untuk bangun jalan sudah 4 tahun ini jalan yang terbangun dari dana desa sepanjang 158 ribu kilometer. Memang ini jalan kecil desa, tapi angkanya ini jumlah sangat besar,” papar Jokowi.

Secara rinci capaian dari dana desa itu adalah 6.900 pasar desa sudah dibangun, 1.020.000 meter jembatan desa, 39.300 irigasi, 3.000 embung dan infrastruktur desa lainnya.

Giliran Raffi Ahmad bertanya yang dimulai dengan pujian atas infrastruktur yang ada, “Untuk pembangunan infrastruktur masa depan yang belum kita liat, apa Pak kalau bisa kita lihat bocorannya,” tanya Raffi.

“Saya beri contoh Mas Rafi, misal jalan tol kita telah bangun kita akan integrasikan dengan pelabuhan, dengan kawasan industri. Kita akan integrasikan dengan kawasan ekonomi khusus, dengan kawasan wisata, sehingga kawasan-kawasan yang terlewati tol ikut berkembang,” jawab Jokowi.

“Ke depan, kita akan memasuki pembangunan SDM besar-besaran, ini akan saya sampaikan pada episode berikutnya,” tutup Jokowi.

Apa yang disampaikan Jokowi ini, bikin muak banyak orang. Pertama, kebocoran anggaran di proyek infrastruktur digila-gilaan seperti disampaikan Wapres Jusuf kalla. Projek LRT JABODEBEK misalnya, berbiaya 500 M per KM. Belum lagi kualitasnya yang menurut Bank Dunia amburadul, dipaksakan, bisa jadi buang-buang duit. Sudah begitu duitnya utang, sehingga hari ini utang pemerintah melambung tinggi.

Hersubeno Arief, pemerhati ruang publik menyebutnya sebagai akal-akalan Jokowi untuk ‘menang sendiri’. “Akhirnya ketahuan juga apa penyebab Jokowi sebagai capres tak mau memaparkan visi misi yang difasilitasi KPU. Ini semacam strategi ‘mengakali’ aturan KPU dan Bawaslu,” tulisnya.

Lazimnya, jelas Hersu, panggilan akrabnya, untuk seorang presiden yang akan mengakhiri jabatan,  yang tepat adalah evaluasi sepanjang masa jabatannya. Bukan malah mengumbar janji baru. Di Amerika Serikat disebut sebagai presidential approval rating. Atau level persetujuan publik terhadap kinerja seorang presiden.

“Pilihan Jokowi untuk memaparkan visinya ini agak janggal. Tampaknya ada strategi besar yang tengah dia siapkan. Pertama, dengan memilih memaparkan visi misi sebagai presiden, maka Jokowi tidak terkena aturan larangan melakukan blocking time seperti diatur dalam Peraturan KPU Tahun 23 Tahun 2018 tentang kampanye pemilihan umum. Sementara sebagai capres Jokowi akan terkena larangan tersebut,” tegasnya.

Kedua, lanjutnya, atas nama seorang presiden, dia bisa menggunakan seluruh saluran televisi nasional. Kalau toh hitung-hitungannya komersial, karena berkaitan dengan biaya air time, Jokowi bisa membebankan anggarannya kepada negara.

Ketiga, dengan menggunakan saluran TV sebagai seorang presiden, Jokowi mendapatkan kemewahan yang tidak bisa dimiliki oleh Prabowo sebagai kompetitornya. Setiap saat dia bisa mengakses TV, Prabowo tidak. TV saat ini merupakan media yang paling efektif  sebagai alat kampanye, karena menjangkau pemirsa yang sangat luas di seluruh Indonesia,” urainya.

Tampaknya model kampanye terselubung semacam ini akan dilakukan berkali-kali. Malam ini Jokowi memaparkan visinya dalam episode infrastruktur. Selanjutnya dia akan memaparkan visi-visi lain yang menjadi andalan jualannya dalam kampanye.

“Keempat, dengan memaparkan visinya sebagai presiden, Jokowi mencoba mengirim pesan dan membangun kepercayaan diri bahwa dia sudah pasti akan kembali memenangkan Pilpres. Strategi ini bisa mengundang kecurigaan, Jokowi akan menggunakan segala macam cara untuk memenangkan pilpres. Apapun caranya, dia harus menang.”

Kelima, dengan pola kampanye semacam ini Jokowi tampaknya sudah memutuskan untuk tidak melibatkan Ma’ruf Amin all out berjuang sendirian memanfaatkan seluruh fasilitasnya sebagai seorang presiden,” tegasnya.

Apakah kampanye terselubung Jokowi itu melanggar aturan? “Terpulang kepada KPU dan Bawaslu untuk menilainya. Yang jelas kampanye model begini melanggar serta mengabaikan nalar dan akal sehat publik,” jelasnya. (kmp,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry