SEMARANG | duta.co – Tim penjangkauan Dinas sosial (TPD) Kota Semarang menerima kelayan lanjut usia (Lansia) dari Dinsos Kabupaten Kendal. Setelah melalui proses penyelesaian administrasi, lansia segera dirujuk sementara menuju panti rehabilitasi Among Jiwo yang terletak di dekat jalan tol baru Ngaliyan Semarang.

Yusron, sang pendamping rela menggendong kelayan tersebut dari mobil menuju ke ruang inapnya karena kelayan tidak mampu berjalan akibat luka di kakinya. Saat ini, untuk mencegah kemungkinan terburuk, kelayan sudah mendapatkan fasilitas rawat jalan untuk lukanya, dan menurut rencana secepatnya dipindahkan ke panti asuhan yang semestinya.

“Kakinya infeksi mas, akibat luka yang diderita,” kata Yusron saat dimintai keterangan di PA Al Hikmah Ngaliyan Kota Semarang (8/8), “dengan keterbatas pengetahuan dan ekonomi tentu memperparah luka, digaruk kalau terasa gatal, dan tidak diperban,” imbuhnya.

Yusron menceritakan mulanya kelayan tersebut berawal informasi masuk dari Shohib, seorang tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dari Kabupaten Kendal yang disampaikan ke Dwi Supratiwi TKSK Kota Semarang.

Tiwi yang juga menjadi koordinator TPD membenarkan hal tersebut, “Iya, ada kelayan yang diantar dari Kendal,” ungkapnya disela-sela persiapan operasi penertiban anak jalanan di pos TPD jalan Semarang – Purwodadi Karang Kidul Semarang Tengah Kota Semarang (10/08)

Diterangkan, diinformasikan Dinsos Kendal akan mengembalikan Iyem (65), bukan nama sebenarnya, dan Joni (67), juga bukan nama sebenarnya, ke Kota Semarang. Pasalnya, kedua lansia tersebut hidupnya telantar di kendal. Dari informasi sementara, keduanya memiliki anak yang telah berkeluarga di kendal. Anaknya hidup dengan kondisi ekonomi terbilang pas-pasan, tidak memiliki rumah sendiri dan hanya tinggal di kos yang dihuni bersama keluarga, anak, menantu dan cucunya. Sementara kedua lansia tersebut setiap hari lebih memilih tidur di becak yang biasa digunakan untuk mengais rejeki.

Hidup Serba Pas-pasan

Sementara, dari keterangan yang didapatkan Shohib, Joni dan Iyem semula merupakan warga Wonoharjo Rt 02 Rw 11 Kembang Arum Semarang Barat kemudian pindah ke Desa Wonolopo RT 1 RW 3 Wonolopo Mijen Kota Semarang. Oleh Dinsos Kendal dikembalikan ke Semarang langsung menuju alamat yang dituju. Namun, didapati rumah dengan alamat sebagaimana tertera dalam KTP sudah dijual tanpa diketahui rumah baru keluarganya.

TPD mencari keluarga mereka dan menemukan adik kandung Joni yang bernama Tukiyem (bukan nama sebenarnya). Ia beserta Tukimin (juga bukan nama sebenarnya), suaminya tinggal di Borobudur Timur Kembang Arum, Semarang Barat. Mereka enggan menerima Joni dan Iyem lantaran mereka sendiri ikut di rumah menantunya. Sementara adiknya yang lain, Paidi (bukan nama sebenarnya) yang berumah tangga dengan Sujiwanti di Sri Rejeki Kalibanteng Kidul Semarang Barat juga dalam kondisi serupa, hidup pas-pasan dengan menantunya. (Qie)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry