Keterangan foto antara

JAKARTA | duta.co – Baru Sadar, bahwa, banyaknya korban tsunami mengingatkan kelemahan kita dalam menyiapkan alat deteksi dini. Selain tak memiliki atas deteksi gempa bawah laut, kalangan legislator mengaku ironis bila alat deteksi gempa bumi, erupsi dan tsunami yang ada,  justru tak berfungsi.

Anggota Komisi V DPR, Anton Sihombing misalnya, mengaku sedih jika alat pendeteksi dimiliki saat ini tak berfungsi. Sebab, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan dilewati dengan gugusan gunung berapi yang masuk dalam cincin api dunia sudah pasti banyak terjadi erupsi dan gempa bumi bahkan tsunami.

“Kita malu, karena negara lain tahu bahwa kita negara yang rawan gempa dan berpotensi menimbulkan tsunami. Masa alat deteksi dini tidak berfungsi,” ungkap Anton kepada rmol.co, Rabu (26/12).

Anton menilai hal-hal yang menyangkut pelayanan dan keselamatan umum harus optimal. Karena, sambung Anton, sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 45 bahwa pemerintah harus mampu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia. Bentuk perlindungan itu salah satunya memberikan peringatan dini kepada rakyat saat terjadi bencana.

“Ya ini menyangkut pelayanan umum jadi harus dioptimalkan lah. Nanti di Komisi V ini akan menjadi pembahasan khusus,” demikian Anton.

Tsunami Ekonomi

Selain gempa dan tsunami alam, gelombang dahsyat juga menghantam ekonomi kita. Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga berjanji fokus untuk bisa menghadirkan lapangan pekerjaan yang mudah bagi rakyat Indonesia. Termasuk, menjamin agar harga-harga kebutuhan pokok tetap terjangkau di kantong rakyat untuk menghadapi tsunami ekonomi.

Begitu tegas Koordinator Jurubicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi berbagai serangan agama yang dialamatkan kepada kubunya. “Filosofi pembangunan Prabowo-Sandi adalah membangun Indonesia bukan membangun di Indonesia,” tegasnya, Rabu (26/12).

Dia pun menyesalkan, di tengah upaya Prabowo-Sandi sibuk dengan kampanye program-program ekonomi, kubu Joko Widodo-Ma’ruf Amin justru menyerang pribadi lawan dan agama.

Namun demikian, mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu memastikan serangan tersebut tidak akan berhasil. Sebab, kubu 02 terlalu sibuk menawarkan solusi ekonomi.

“Beliau berdua tetap sibuk menawarkan early warning system untuk mencegah tsunami ekonomi Indonesia. Gelombang perubahan tidak mungkin dibendung, di tengah kesulitan ekonomi yang dialami rakyat,” pungkasnya.(ian,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry