(FT/wengker.com)

SIDOARJO | duta.co – Diam-diam gerakan boikot program ‘Berita Islami Masa Kini’ di Trans TV terus meluas. Ajakan melalui media sosial (medsos) itu kini menjadi bahan diskusi warga nahdliyin di berbagai daerah.

“Sama, sebelum ada ajakan boikot dari Forum Pecinta Islam Damai yang diteken H Ali Mustadho, kami-kami sudah tidak nikmat lagi menyaksikan tayangan Trans TV. Acaranya justru menyakitkan hati, karena tak henti-hentinya menyerang amalan kaum nahdliyin,” demikian disampaikan Abdul Wahid, Takmir Masjid Al-Ikhlas, Kecamatan Krian, Sidoarjo kepada duta.co, Jumat (10/03/2017).

Ajaran wahabi memang telah menjadi virus perpecahan di tengah umat Islam di Indonesia. Mereka suka membidahkan, mesyirikkan dan mengafirkan yang tak segaris dengannya. Tak sedikit di antara umat Islam yang telah menjadi korban.  “Ini fakta tak terbantahkan bila program religi stasiun televisi nasional sudah dikuasai oleh paham yang jauh dari paham masyarakat kita, yang toleran dan damai,” demikian disampaikan Forum Pecinta Islam Damai, H Ali Mustadho dalam releasenya.

Masih menurut H Ali, yang paling menyolok adalah stasiun televisi Trans TV, di mana program acara religi sudah sangat menyimpang dari nilai, paham dan tradisi Islam yang tumbuh dan berkembang di negeri ini. Menghadapi hal yang seperti ini, tak ada cara lain, kecuali serentak memboikot program acara televisi tersebut, yang sudah terbukti berkali-kali ditegur Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

“KPI pernah mengeluarkan sanksi administrasi, teguran tertulis ke-2 untuk program acara “Berita Islami Masa Kini” yang dibawakan oleh Teuku Wisnu di Trans TV. Saat itu Teuku Wisnu selaku pembawa acara menyatakan keharaman amaliah ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja), termasuk mengirim atau menghadiahkan bacaan Alquran al-Fatihah untuk mayit. Ini sudah kelewatan,” tegas H Ali.

Lebih dari itu, tambahnya, sejauh mana pemahaman agama Teuku Wisnu, sehingga merasa benar dan berani mengatakan Aswaja itu haram. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan, harus segera dihentikan dan  diganti dengan pemahaman Islam yang benar, bahwa Islam itu menghargai keberagaman, kemajemukan, pluralisme, damai dan menyejukkan.

“Jangan sampai ada oknum yang tidak tahu sejarah pergerakan Indonesia, lalu bicara seenaknya. Dia tidak paham bagaimana perjumpaan agama dan negara, lalu mengatakan Indonesia harus diubah, dengan menyebutnya sebagai negara kafir. Saatnya kita boikot, umat Islam khususnya nahdliyin jangan lagi menonton Trans TV, masih banyak stasiun TV yang layak dijadikan referensi,” tegasnya.

Sementara, pihak Trans TV sendiri belum ada yang bersedia menjawab. Wartawan duta.co diminta untuk menghubungi langsung pemilik programnya. (hud/sov)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry