Suasana Pondok Pesantren Induk Lirboyo dan KH Oing Abdul Muid Shohib, Pengasuh sekaligus Kehumasan Ponpes Lirboyo. (ft/Budi Arya)

KEDIRI | duta.co – Mendengar nama Pondok Pesantren atau Ponpes Lirboyo,pasti melekat di benak akan Kota Kediri. Karena, Ponpes ini merupakan ikon Kota yang familier disebut Kota Tahu sebagai pusat penyebaran Agama Islam, hingga mencetak Santri maupun Santriwati yang mumpuni di bidangnya.

Data yang dihimpun duta.co dari sumber keluarga Ponpes Pesantren Lirboyo, sejak tahun 1910 silam, Ponpes Lirboyo berdiri. Pada tahun 2023, Pondok Pesantren Lirboyo genap memasuki usia ke 113 tahun

Nah, membahas akan berdirinya Ponpes terbesar di Kediri Raya tersebut, tak lepas dari peran KH. Abdul Karim, Pengasuh pertama sekaligus pendirinya.

KH. Abdul Karim berasal dari Magelang, Jawa Tengah dan sebelum mendirikan Pondok Pesantren Lirboyo, beliau nyantri kepada Syaichona Kholil Bangkalan dan Hadrotussyaihk KH. Hasyim Asy’ari.

Pada tahun 1954, KH. Abdul Karim wafat dan kepengasuhan pondok Lirboyo dilanjutkan oleh menantu2nya yaitu KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly.

KH. Marzuqi Dahlan wafat pada tahun 1975 dan KH Mahrus Ali wafat pada tahun 1985.

Seiring wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, tersebut, tongkat estafet akhirnya dipegang KH. Idris Marzuqi. Sampai beliau wafat pada tahun 2014 lalu.

Dan sejak itu, Pondok Pesantren Lirboyo diasuh oleh Romo KHM. Anwar Manshur dam KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus, dengan dibantu seluruh dzurriyah KH. Abdul karim yg ada.

Saat ini, Pondok Pesantren Lirboyo mendidik kurang lebih 43.600 santri putra putri yg berasal dari seluruh pelosok Indonesia juga beberapa santri berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.

Mayoritas santri Lirboyo mengikuti pendidikan salaf yg fokus pada tafaqquh fiddin mulai jenjang ibtidaiyyah, tsanawiyyah aliyah dan Ma’had Aly.

Di samping itu, di Pondok Pesantren Lirboyo juga terdapat sekolah formal SMP – SMA. juga Tsanawiyyah Aliyah dan perguruan tinggi Tri Bakti.

Semua santri kita didik agar kemudian bisa menjadi manusia manusia yg berilmu dan berakhlaqul karimah. Bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

“Alhamdulillah, selama pandemi kemarin malah menjadikan berkah dan kegiatan pembelajaran lebih baik. Karena, anak-anak nggak boleh pulang. Dari sini, hubungan kita dengan alumni juga semakin meningkat karena selama pandemi itu banyak hal yang harus dijalin atau kerjasama dengan alumni,” kata KH Oing Abdul Muid Shohib, Pengasuh sekaligus Kehumasan Ponpes Lirboyo, saat ditemui baru-baru ini.

Membahas akan perkembangan Ponpes Lirboyo, Ulama yang akrab disapa Gus Muid, menjelaskan, secara peningkatan jumlah Santri sangat luar biasa. Dari sensus Santri terakhir, jumlahnya berkisar 43.600, meliputi Pondok Induk dan juga beberapa Pondok cabang.

“Dari jumlah ini, memang Santri masih didominasi dari wilayah tertinggi Jawa Timur, lalu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera, Lampung,Sumatera Utara, Aceh, Kalteng, Kaltim dan Sulawesi,” urai Gus Muid.

Gus Muid juga menjabarkan, dengan usia yang mencapai 113 tahun, pihaknya merasa bersyukur atas capaian yang diraih. Yakni apresiasi dari PBNU berupa Penganugerahan Ponpes yang berumur satu abad lebih.

“Kita mengucapakan terima kasih atas perhatian dari PBNU.Semoga, ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus Istiqomah, Taklim dan Takdim,hingga bisa menghasilkan output santri yang bisa bermanfaat untuk masyarakat,” ucapnya.

Ketika disinggung menjelang pesta demokrasi 2024, Gus Muid, menyatakan, Ponpes Lirboyo tetap mengedepankan Politik Kebangsaan bukan Politik Praktis.

“Pastinya berbicara tentang pesta demokrasi, Ponpes tetap netral dan lebih fokus dalam mencetak Santri agar bermanfaat bagi bangsa dan negara,” tutupnya.

Penulis : Budi Arya

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry