Program double track (DT) yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan ITS ternyata mampu membuat siswa-siswi SMA/MA bisa lebih percaya diri ketika lulus.
Mereka sudah memiliki keterampilan khusus yang bisa dijadikan bekal untuk masa depannya. Masa depan yang indah kini terpampang nyata.
—
Riko Kananta, kelas XII IPA2 SMA Negeri 1 Plaosan Magetan, tak henti berterima kasih kepada tim DT dari ITS yang datang untuk melakukan visitasi ke sekolahnya, Sabtu (23/11).
Dia tidak menyangka, dia yang dari keluarga tidak mampu, kini bisa memiliki gambaran akan masa depannya kelak. Diakuinya, bisa sekolah hingga jenjang SMA sebuah keberuntungan baginya, apalagi ditambah keterampilan desain grafis yang didapatnya dari program DT.
“Terus terang, SMA akan menjadi ijazah terakhir saya. Karena orang tua sudah tidak mampu membiayai hingga jenjang lebih tinggi lagi. Sejak ikut double track, saya bisa menekuni usaha desain grafis. Jadi punya gambaran ke depan saya mau jadi apa. Sebelumnya tidak,” ujarnya.
Riko berbicara di depan kepala sekolahnya Aris Sudarmono, tim DT dari ITS dan Bupati Magetan Suprawoto.
Dikatakannya dengan bekal keterampilan desain grafis selama satu tahun, dia dan teman-temannya sudah menerima banyak orderan. Terutama pembuatan PIN. Orderan datang hingga ribuan buah PIN. Bahkan Riko dan teman-temannya merasa kewalahan.
“Sejak kami sering ikut pameran, orderan selalu banyak. Kami kerjakan bersama lima orang teman di sekolah karena semua alat-alat ada di sekolah,” tukasnya.
Tidak hanya Riko yang sudah bisa menghasilkan uang walau belum lulus. Mawang Ajeng dari kelas XII juga merasakan hal serupa. Ajeng yang memilih keterampilan tata boga ini sudah menerima order dari orang lain. Misalnya donat, brownies, kue kering, kue ulang tahun hingga salad buah.
“Saya menemukan jalan untuk berkarier di masa depan. Terima kasih,” ungkapnya.
Program DT ini membuat Riko dan kawan-kawannya bisa memiliki keterampilan sesuai dengan minat. Riko adalah angkatan pertama program ini dengan memilih keterampilan desain grafis. Sementara teman-teman lainnya memilih tata boga dan rias wajah.
Program ini digagas Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan untuk mengurangi angka pengangguran lulusan SMA. Program ini diperunrukkan bagi siswa-siswi SMA dan MA yang ada di daerah terpencil.
Minimal 65 persen dari siswa yang ada tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Dan program itu diperuntukkan bagi 65 persen siswa yang tidak melanjutkan tersebut melalui seleksi yang dilakukan sekolah.
Program ini diikuti siswa di kelas XI selama satu tahun penuh. DT hanya berupa ekstra kurikuler yang digelar seminggu sekali. Itulah yang membedakan DT dengan SMK yang semua semua program terstruktur di kurikulum bukan ekstra kurikuler.
Kepala SMAN 1 Plaosan, Aris Sudarmono mengungkapkan sekolahnya termasuk yang pinggiran. Dari 10 SMA Negeri yang ada di Magetan, hanya SMA Plaosan yang paling minim. Tak heran siswanya sedikit. Kelas X hingga XII hanya 11 rombel dengan 20 siswa setiap rombelnya.
“Di kelas XI yang tahun ini ikut double track hanya 60 siswa. Karena dari hasil seleksi yang lolos itu. Padahal, semuanya 80 siswa ingin ikut serta,” ungkapnya.
Dipercaya mengikuti program double track sangat membanggakan. Karena selama ini, lulusan SMA Negeri 1 Plaosan banyak yang menggarap sawah dan menjadi pekerja serabutan. Dengan double track da bekal keterampilan untuk bisa bertahan hidup setelah lulus,” tukasnya.
Bupati Magetan, Suprawoto meminta program DT ini bisa lebih disesuaikan dengan produk keunggulan daerah setempat. Jika di Magetan ini dikenal sebagai sentra kulit, maka program DT juga bisa mengarah ke keterampilan untuk mengolah kulit menjadi barang jadi sehingga bisa menambah nilai jual.
“Desain grafis itu bagus. Bagaimana mendain tas dan dompet kulit dengan bagus. Sehingga tidak kalah dengan produk dari luar. Bahkan bisa dijual ke luar negeri,” katanya.
Karena itu, tahun depan Pemkab Magetan bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian akan membuat politeknik kulit. Untuk sementara akan ada program D1 Kulit. Selain nanti akan ada Poltek Perikanan Air Tawar.
“Semua gratis bagi siswa lulus SMA sederajad di Magetan yang lolos seleksi. Ini kesempatan bagi program double track untuk fokus ke dua bidang itu. Agar keterampilan yang dimiliki pas SMA bisa dilanjutkan ke D1 sehingga ilmunya bertambah untuk memulai usaha,” jelasnya. end/bersambung