SURABAYA | duta.co – Konsep Merdeka Belajar Kampus Meredeka (MBKM) sangatlah berbeda dengan konsep dan kurikulum yang pernah ada dan digunakan oleh pendidikan formal di Indonesia.
Konsep pendidikan baru ini sangat memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu para mahasiswa.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Program MBKM Universitas Bandar Lampung (UBL), Yanuar Dwi Prasetyo saat hadir dalam lokakarya Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum MBKM yang digelar program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) beberapa waktu lalu.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Dikatakan Yanuar, mahasiswa dapat menyesuaikan kebutuhan kompetensi yang ingin dimiliki. Mata kuliah yang dipilih bisa lintas prodi atau lintas bidang, asalkan masih ada kaitannya dengan program studi atau capaian pembelajarannya.
Pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UBL menambahkan, dalam skema yang baru, mahasiswa diberikan hak untuk secara sukarela (bisa diambil ataupun tidak) melakukan kegiatan di luar program studi, bahkan di luar perguruan tinggi yang dapat diperhitungkan dalam SKS.
Harapannya, mahasiswa dapat memiliki kebebasan menentukan rangkaian pembelajaran, sehingga tercipta budaya belajar yang mandiri, lintas disiplin, dan mendapatkan pengetahuan serta pengalaman yang berharga untuk diterapkan.
Proses pelaksanaan penghitungan SKS sendiri akan dibebaskan kepada setiap perguruan tinggi. Perguruan tinggi wajib memberikan hak kepada mahasiswanya untuk secara sukarela mengambil SKS di luar program studi dan di luar perguruan tingginya.
“SKS yang diambil mahasiswa di program studinya maksimal sebanyak 5 semester dari total 8 semester. Sisanya mahasiswa berhak memiliki pilihan untuk mengambil 2 semester (setara 40 SKS) di luar perguruan tingginya dan 1 semester (20 SKS) di luar program studinya di perguruan tinggi yang sama. Hak ini bersifat sukarela dan tidak diwajibkan kepada mahasiswa untuk menggunakan tiga semester pilihan tersebut,” jelasnya.
Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie mengatakan di era MBKM, seorang mahasiswa harus memiliki kompetensi untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.
“Melalui kurikulum merdeka belajar ini, mahasiswa akan siap untuk belajar tidak berbatas waktu dan program studi. Sebagai contoh, prodi di Unusa menerapkan program mayor minor. Mahasiswa dapat memilih matakuliah yang ada di program studi lain,” ungkapnya. ril/hms