
SURABAYA | duta.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus dijalankan pemerintah. Pemerintah bekerja sama dengan mitra dalam hal ini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hingga saat ini jumlah SPPG mitra pemerintah sebanyak 1.754 dan bisa menyerap 65 ribu tenaga kerja. Dan sampai akhir tahun ini pemerintah menargetkan ada 30 ribu SPPG yang menyerap 1,5 juta tenaga kerja.
Direktur Dialur II Badan Gizi Nasional (BGN), Komjen Pol Sony Sonjaya mengatakan, dengan jumlah yang besar itu maka semua harus dikelola secara professional.
Karenanya BGN mengumpulkan 5 ribu relawan SPPG seluruh Jawa Timur untuk mengikuti bimbingan teknis (bimtek) makanan, Sabtu (14/6/2025) di beberapa daerah, salah satunya di Surabaya. Bimtek tersebut bertujuan mencegah terjadinya keracunan makanan dalam program MBG.
“Bimtek yang diberikan adalah soal pengetahuan pengelolaan makanan yang baik. Mulai dari higienitas hingga cara memasak yang benar agar makanan yang sampai pada anak-anak enak dan tetap bergizi,” ujarnya.
Dalam bintek ini menghadirkan narasumber yang kompetensi dari tenaga ahli di bidangnya. Mulai dari Kepala Dinas Pendidikan, himpunan ahli kesehatan lingkungan, persatuan ahli gizi, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup hingga Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Sony menegaskan, bila tidak dibekali pengetahuan, kesalahan pengelolaan makanan bisa saja terjadi. Seperti keracunan yang belakangan banyak terjadi di beberapa daerah.
“Apabila para penjamah makanan tidak dibekali dengan pengetahuan, sangat mungkin ya, sangat mungkin terjadi kesalahan. Misalkan contoh penggunaan pisau. Pisau yang sudah digunakan untuk motong daging, untuk motong ikan, digunakan juga untuk motong sayuran, buah-buahan. Nah, di sini hal-hal tersebut ditekankan,” kata Sony.
Dalam pelatihan tersebut, yang ditekankan kepada relawan SPPG adalah pengetahuan tentang makanan bergizi, keterampilan memasak hingga aturan-aturan saat akan masuk SPPG.
“Yang pertama ditekankan bagaimana pengetahuannya, yang kedua keterampilannya dan yang ketiga etikanya aturan-aturan masuk SPPG misalkan ya, hairnet, menggunakan masker dan itu itu bukan keterpaksaan karena mereka memahami,” ucapnya.
Fadilah Munawaroh selaku Kepala SPPG Rungkut mengaku sejauh ini belum mengalami kendala yang berarti untuk melayani MBG ini. Fadilah mengaku melibatkan 40 orang karyawan yang melayani 3.500 siswa-siswi mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA di sekitar Rungkut.
“Belum mengalami kendala yang berarti dengan catering. Selama berjalan lancar. Apalagi kami melibatkan ahli gizi untuk penentuan menu sehari-hari,” jelasnya. lis