JOMBANG | duta.co – Prabowo Subianto, Bakal Calon Presiden RI tidak mengira, bahwa, kegiatan ziarahnya ke makam Almaghfurlah KH Wahab Chasbullah, di Tambakberas, Jombang, Kamis (6/9/2018) disambut luar biasa oleh keluarga pesantren dan para santri.

“Terus terang, kami sesungguhnya tidak ingin mengganggu kegiatan pesantren. Bahwa kami harus sowan, kulo nuwun kepada tokoh sesepuh, para kiai, itu pasti. Ini sudah menjadi adat kita. Sebagai mantan prajurit tentara, salah satu ciri khasnya adalah selalu dekat dengan kiai, tokoh agama,” demikian disampaikan Prabowo saat berada di Ndalem KH M Hasib Wahab, alias Gus Hasib putra Mbah Wahab Chasbullah.

Mengapa prajurit tentara selalu dengan dengan kiai? Karena dirinya sudah disiapkan untuk mati. “Saat terjun payung, bisa saja payungnya gagal buka. Saat berada di Kapal Laut, bisa saja ditelan ombak. Apalagi saat berhadapan dengan musuh. Karena itu, salah satu ciri prajurit adalah selalu dekat dengan tokoh agama, walau pun bisa jadi ada yang salatnya bolong,” tegas Prabowo disabut ger hadirin.

Masih menurut Prabowo, kita butuh doa dan barokah kiai. Ini tradisi baik kita. “Dan tradisi ini tidak aneh, karena TNI lahir dari lasykar rakyat yang dipimpin ulama. Bahkan Panglima TNI yang pertama juga kiai dan santri,” tegasnya.

NU Mengayomi dan Melindungi

Kendati demikian, lanjutnya, kedatangannya ke Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas ini semata-mata ingin ziarah ke makam Mbah Wahab, konseptor sekaligus pendiri NU. “Niat saya tidak rame-rame. Tetapi, rupanya sudah bocor, sehingga banyak wartawan. Maklum, intelnya (wartawan red) lebih bagus dari intel kita,” jelasnya.

Pasangan Cawapres Sadiaga Salahuddin Uno ini juga bercerita tentang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). “Saya dekat dengan tokoh-tokoh NU. Gus Dur itu sudah seperti kakak saya. Beliau dengan ikhlas keliling menemani saya. Bahkan Partai Gerindra itu NU, dan kata Gus Dur, NU ada di mana-mana, tidak ke mana-mana. Hari ini ada dua pasang (Pilpres 2019), sama-sama ada NU-nya, siapa yang menang pasti ada NU,” jelasnya Prabowo.

NU, tambahnya, sangat menghormati budaya (kearifan lokal), berpegang pada budaya bangsa, Islam khas Indonesia. Mengedepankan ketenangan, kesejukan, damai dan unggul di dunia. Islam yang dikembangkan tidak mengancam orang lain, mampu memayungi dan melindungi. “Sandiaga itu NU, keluarganya juga NU. Dan kita merasa nyaman ketika sowan kiai-kiai. Ini tidak kampanye,” tegas Prabowo. (muh)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry