SIDOARJO | duta.co – Prosesi Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Balai Desa Sidorejo, Krian, Sidoarjo, Kamis (16/3/23), menarik kita cermati. Meski tidak masuk program prioritas, ternyata, bagi anak-anak muda — khusus yang memasuk usia menikah — banyak hal yang harus mereka pahami.
“Elsimil adalah Elektronik Siap Nikah dan Hamil. Melalui aplikasi ini kita dapat mendeteksi calon pengantin yang berisiko melahirkan anak stunting. Selain calon pengantin, Elsimil juga ditargetkan untuk kelompok sasaran remaja, karena kelak akan menjadi calon pengantin,” demikian Endah Churrotin, Kader (PKK) Desa Sidorejo.
Ada 29 pertanyaan yang menyasar 100 responden Desa Sidorejo melalui -Ini kemudian menjadi bahan musyawarah masyarakat desa. SMD adalah suatu upaya bersama, terinisiasi dari Puskesmas Barengkrajan, dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi permasalahan kesehatan, menggali potensi yang ada, sekaligus memecahkan permasalahannya.
Dalam MMD kali ini, Puskesmas Barengkrajan menurunkan tim lengkap. Dari dokter, bidan desa sampai seluruh kader yang ada di Desa Sidorejo. Hadir pula, Kepala Desa Sidorejo Hery Sucipto Achmadi ST, yang membuka jalannya masyarawarah.
Menurut Endang, nanti akan ada semacam skrining awal calon pengantin berisiko, yang dilakukan melalui kuisioner pada aplikasi Elsimil. Tiga bulan sebelum pernikahan, calon pengantin diimbau untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan memasukkan data hasil pemeriksaan ke dalam kuisioner.
Data yang dimasukkan adalah usia, status gizi (berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar lengan dan perut, kadar hemoglobin (Hb)), dan perilaku merokok.
Masih menurut Endah, setiap tahun jutaan kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun karena penyakit yang sebenarnya bisa kita cegah dengan vaksinasi. “Karena itu, program ini akan berlaku untuk seluruh Indonesia,” tegasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga ikut aktif menyebarkan awereness pemberian vaksin untuk anak sejak bayi. Salah satu programnya adalah persyaratan masuk SD Negeri, anak wajib punya sertifikat imunisasi. “Sekarang masih belum. Nanti seperti itu. Karena itu, anak-anak kita harus tuntas dalam imunisasi,” tambahnya.
Imunisasi, jelasnya, sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh anak selama masa pertumbuhan. Terutama dari penyakit berbahaya seperti polio atau campak. “Sertifikat imunisasi itu merupakan surat yang dikeluarkan Puskesmas terdekat bahwa si kecil telah mendapatkan rangkaian imunisasi dasar,” terangnya.
Masih Sembrono
Tak kalah menarik, adalah kepedulian (kesehatan) ibu hamil . Padahal, kesehatan ibu hamil itu merupakan hal yang sangat penting. Pelayanan darah yang aman dan berkualitas merupakan bagian tidak terpisahkan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan.
“Nah, salah satu sebab dari kematian ibu melahirkan adalah perdarahan. Untuk mencegah kematian, diperlukan akses terhadap pelayanan darah yang cukup. Maka, setiap ibu yang mau melahirkan harus ada pendamping donor,” tegasnya.
Endah juga menjelaskan perihal ‘malasnya’ ibu hamil mengkonsumsi vitamin penambah darah. Dari yang diberikan Puskesmas, hanya 16% yang mereka gunakan.
“Selebihnya bagaimana? Apa dibuang atau bagaimana? Padahal ini juga menyedot anggaran tidak kecil. Perlu ada kesadaran, kalau ibu hamil tidak sehat, maka, bayinya juga tidak sehat. Ayo kita bergerak bersama,” sarannya. (mky)