SURABAYA | duta.co – Nyanyian ghibah yang dilantunkan 12 wanita serba merah, itu terus viral, berpindah-pindah dari grup WhatsApp (WA). Setelah masuk di grup (kalangan) pelajar NU, tadi malam, giliran grup WhatsApp pengurus wilayah NU Jawa Timur kemasukan nyanyian satire tersebut.

“Harus segera dihentikan. Ada unsur pidana, ujaran kebencian (hate speech). 12 wanita (penyanyinya) itu harus dicari, diproses hukum sehingga tahu siapa aktor intelektualnya,” demikian disampaikan H Mahfud M Nor, aktivis NU yang juga pengurus Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN) kepada duta.co, Jumat (13/4/2018).

Menurut Mahfud, ini harus menjadi pelajaran bagi semua. Bahwa, kampanye itu tidak boleh menjelek-jelekkan lawan. Dalam nyanyian ghibah itu, banyak pelanggaran, menjadi sebuah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek.

“Bawaslu tidak boleh diam. Kalau sampai dibiarkan, yang lain bisa membuat hal yang sama. Bisa ‘terbakar’ Jawa Timur ini. Karena itu, kita minta Bawaslu cepat tanggap,” lanjutnya.

Di grup pelajar NU misalnya, ada nama AI yang melempar nyanyian tersebut. Dari sini bisa ditelusuri dapat dari mana konten video itu. Begitu juga yang terjadi di grup NU Jawa Timur, bisa ditelusuri, lagu yang diberi titel ‘pengantar makan malam’ ini didapat dari mana.

“Ini pelajaran bersama, bagaimana kita menghormati orang atau kelompok lain. Bagaimana kita harus menjunjung tinggi supremasi hukum,” tambah Mahfud mantan Ketua PMII Jawa Timur ini.

Seperti diberitakan duta.co, meski tidak menyebut nama Khofifah Indar Parwansa dalam lagunya, tetapi dalam liriknya jelas, terkait pemilihan gubernur. Bahkan, jika diidentifikasi lebih dalam, sasaran ghibah itu lebih tepat ke Khofifah. Sebab, sampai detik ini tidak ada menteri yang melepas jabatannya untuk berjuang dalam Pilgub, kecuali Khofifah Indar Parawansa.

Ambisi oh ambisi, kau mengotori hati. Punya ikan teri, maunya makan semur. Sudah jadi menteri, mau jadi gubernur,” begitu penggalan lirik lagu tersebut yang masuk ke redaksi duta.co, Kamis (12/4/2018).

Sejumlah pendukung Khofifah memprotes nyanyian ghibah ini. Mereka menyebutnya sebagai ujaran kebencian. “Mohon tim hukum segera mengkaji lebih dalam. Jika perlu laporkan ke Bawaslu Provinsi Jatim, ini ujaran kebencian,” demikian salah satu usul yang terekam di grup pendukung Khofifah.

Sampai berita ini diturunkan duta.co belum berhasil menemui para penyanyi ghibah ini. Berikut lirik lagunya:

Ambisi oh ambisi, Kau mengotori hati

Punya ikan teri, Maunya makan semur

Sudah jadi menteri, Mau jadi gubernur

 Ambisi oh ambisi Kau mengotori hati

 Uwis duwe es leci, Isi jaluk stroberi

Tak pernah mensyukuri, amanah yang diberi

 Ambisi… Ambisi..  Kau mengotori hati. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry