JAKARTA | duta.co — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berjanji tahap pertama proyek skala besar dari inisiatif One Belt One Road China akan ditandatangani pada bulan depan, April 2019.

Dalam pertemuan Global Maritime Fulcrum Belt And Road Initiatives (GMF –BRI), China sudah menyiapkan rancangan Framework Agreement untuk bekerja sama di Kuala Tanjung, Sumatra Utara (Sumut) sebagai proyek tahap pertama.

Selanjutnya, ada beberapa tahap proyek kerja sama lain yang telah disepakati seperti Kawasan Industri Sei Mangkei dan kerja sama strategis pada Bandara Internasional Kualanamu untuk tahap kedua.

Proyek ini menelan biaya mencapai US$91 miliar, atau lebih dari Rp 1.288 triliun. Tetapi, Direktur Eksekutif Government & Political Studies, Gde Siriana tidak yakin proyek itu akan jalan. Alasannya, apa mungkin Jokowi menang. Mengingat tren elektabilitas pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus naik.  Sebaliknya paslon 01, Joko Widodo-Maruf Amin mengalami tren menurun.

“Apakah itu mungkin dilakukan? Karena realita di lapangan menunjukkan Prabowo akan mengungguli Jokowi pada Pilpres bulan depan,” kata Gde kepada redaksi, Selasa (26/3).

Ia melihat pernyataan Luhut sebagai sikap yang masih yakin Jokowi akan memenangkan Pilpres. “Juga ini hanya sebagai ‘gula-gula’ saja agar pemilih melihat ekonomi nasional akan segera pulih. Terutama kepada para pengusaha yang sangat menantikan bisnis berputar cepat lagi,” imbuhnya.

Ia justru ragu kalangan rakyat menengah bawah akan terpengaruh dengan proyek OBOR China ini sehingga beralih dari Prabowo ke Jokowi.  “Jadi ibarat main bola, sudah di-injury time satu menit lagi berakhir, Jokowi masih perlu masukin dua gol lagi. Sesuatu yang bisa dinilai dari sekarang, tidak mungkin,” ujarnya. (rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry