SURABAYA | duta.co – Ini soal nasionalisme  atau tidak? Waallau’alam. Yang jelas, ada ancaman serius terkait lapangan kerja, bagi anak cucu kita ke depan. Maraknya tenaga kerja asing (TKA) asal China, tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, mereka juga merebut sektor kasar alias kerja serabutan.

“Jika hari ini jutaan saudara kita menganggur, jangan bayangkan lima sampai sepuluh tahun ke depan, bukan tidak mungkin, kita (anak bangsa ini) akan menjadi penonton di negeri sendiri. Jalan keluarnya satu, menangkan Prabowo-Sandi,” demikian Hendro T Subiyantoro, Ketua Relawan Pemenangan Prabowo-Sandi Jawa Timur kepada duta.co, Rabu (2/1/2019).

Masuknya TKA China di sektor kasar ini, memang, memicu kontroversi. Apalagi mereka menempati banyak sektor buruh kasar, kedatangan mereka juga lusuh dan tidak mencerminkan sedang berdarmawisata apalagi kawasan yang disebut daerah wisata itu tidak lain hanya merupakan kawasan yang tidak pernah dikunjungi wisatawan.

Misalnya, kawasan itu adalah kawasan terpencil yang minim fasilitas wisata, sehingga mustahil memicu banyak orang berbondong-bondong mendatangi kawasan itu. Biasanya hanya sedikit yang mau ke kawasan yang sedikit fasilitas wisata, fasilitas penginapan minim, dan sebagainya.

Kabar mengejutkan datang dari Ifan Seventeen. Seperti diwartawan wartakota.tribunews.com, musisi Ifan Seventeen, sebelum istrinya berpulang karena tsunami, membuktikan sejumlah fakta tentang keberadaan TKA ini.

Ifan menemukan kejanggalan ketika 1 pesawat dengan penumpang penuh TKA. Ifan sempat bertanya ke pramugari, apakah setiap hari seperti ini? Pramugari pun membenarkan bahwa setiap hari banyak TKA menuju Kendari.

Jumlahnya sangat banyak dan memang tampak dalam video yang diunggah Ifan Seventeen. Ifan  pun memposting temuannya, dari postingannya tersebut dia mendapat ancaman akan dipotong lehernya (dibunuh) dari orang tak dikenal.

Tak hanya itu, Ifan juga mendapatkan komentar dari admin Kemenaker yang menuduh Ifan Seventeen menyebar kepanikan. “Jangan menciptakan kepanikan, ini hanya wisatawan,” kata admin tersebut di akun Ifan Seventeen.

Sementara itu, diulas Grid,ID, saat momen hari buruh atau Mayday tahun ini, vokalis grup musik Seventeen, Ifan pemilik nama asli Riefian Fajarsyah, kembali mengingatkan pada momen yang pernah ia tangkap tahun kemarin.

Dilansir Grid, saat itu Ia menumpang sebuah pesawat dari Jakarta pada Jumat (19/10/2017). Di dalam kabin pesawat, ia berjumpa lebih dari 100 penumpang lainnya. Ifan juga menyebutkan bahwa seluruh WNA asal China itu tidak bisa berbahasa Inggris maupun Indonesia.

Sang pramugari pesawat bahkan menyebut jika hal ini sudah biasa terjadi saat penerbangan ke Kendari. Hal yang sangat disayangkan Ifan adalah soal lapangan kerja yang seharusnya bisa menjadi kesempatan untuk WNI namun justru diberikan kepada WNA.

Pada saat Indonesia masih berlebihan SDM nya, masih banyak pengangguran. “Bahkan kita masih banyak mengirimkan sodara-sodara kita buat kerja bertaruh nyawa di negeri orang,” tulisnya.

“Kenapa kita harus memasukkan tenaga kerja dari negeri lain?!” tulis Ifan pada tautan yang diunggahnya.

Tahun ini sebelum hari buruh 2018, Senin (30/4/2018), Ifan kembali memposting mengenai TKA ini. Sekarang ia membagikan pengalamannya saat benar-benar pergi ke Morowali, Sulawesi Ternggara untuk menyelidiki apakah yang ia lihat benar.

Ini juga untuk menjawab admin @kemnaker di postingannya waktu itu kalau sebagian warga asing itu adalah wisatawan.

Berikut ini suara hati dan ulasan Ifan Seventeen setelah sebelum ini, dia menemukan banyak kejanggalan yang membuatnya sangat gelisah. Dia juga sempat meladeni wawancara dengan sebuah televisi.

Berikut tulisan Ifan yang dimuat wartakota.tribunews.com:

Assalamualaikum wr wb Melanjutkan postingan spontan saya di bulan Oktober 2017 which is sekitar 6 bulan yang lalu, sebenernya banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepala saya, seperti benarkah yang saya posting?

Memprovokasikah yang saya lakukan?

Atau memang serangan TKA benar2 terjadi?

Dan juga salah satu alasan untuk menjawab pernyataan dari admin @kemnaker di postingan saya waktu itu kalau sebagian warga asing itu adalah wisatawan 🙂

Akhirnya, sekitar bulan November 2017 yang lalu, Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk langsung ke PT IMIP di Morowali Sulawesi Tenggara, sekitar 8 jam perjalanan darat dari Kendari.

Dan mendapat kesempatan kesana untuk bertabayyun dan bertemu langsung dengan teman2 buruh dan melihat langsung kondisi di sana.

Perlu diketahui semua info yang akan saya posting tidak dibuat2, spontan, video maupun wawancara bersumber dari teman2 buruh disana dan dapt dipertanggungjawabkan.

Dari pengalamannya berada di sana, Ifan lalu membuat beberapa video yang diunggah ke akun Instagramnya.

Dalam video tersebut, terungkap bahwa di sana banyak didapati TKA dari China yang bekerja bahkan berprofesi sebagai buruh kasar.

Tentu saja, pengakuan ini berbalik dari klaim pemerintah dimana TKA yang didatangkan bukanlah buruh kasar namun tenaga ahli.

Perbedaan juga terjadi soal kantin, dimana untuk buruh Indonesia tempatnya jauh berbeda dengan buruh dari China.

Kantin untuk buruh Indonesia kotor dan makanannya sering didapati ada belatung atau sudah basi.

Sementara, untuk TKA China jauh berbeda di mana kantinnya bersih dan bebas dari CCTV.

Dari pengakuan yang didapati Ifan, juga terungkap para TKA Ilegal China itu tak pernah ketahuan jika ada pemeriksaan karena disembunyikan.

Hari buruh yang jatuh pada tgl 1 mei 2018, which is lusa.

Dan ternyata, sampai hari ini, TKA masih ramai dan terus berdatangan, maka saya merasa sangat perlu untuk memposting postingan ini sebagai rasa perduli saya sebagai anak bangsa.

Kalaupun memang ada pernyataan yg mengatakan kita lebih banyak mengimpor TKI, dibandingkan dengan TKA yang ada di indonesia.

Pikiran sederhana saya adalah, kalau kita masih mengirim tenaga kerja keluar, kenapa harus menerima tenaga kerja asing di sini.

Kalau pun masih ada yang membahas soal MEA, itu adalah perdagangan bebas masyarakat ASEAN, jadi coba pintar sedikit!

Sekarang, pertanyaan yang ada di kepala saya adalah, kenapa masuknya TKA ilegal ini sangatlah mudah?

Sedangkan tiap negara harusnya mempunyai perangkat untuk mempertahankan kedaulatannya sebagai negara yang berdaulat, wallahualam bissawab.

Bahkan, pada video terakhir yang lebih mengejutkan Ifan, terdapat bangunan yang sangat mewah dan megah di tengah hutan di wilayah Sulawesi Tengah.

Dengan akses 8 jam dari Kendari Sulawesi Tenggara menuju ke desa morowali yang medannya terbilang tidak mudah.

Dengan situasi jalan ditengah hutan yang tidak mempunyai penerangan, ada bangunan megah. (wk)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry