JAKARTA | duta.co – Google Asia Pasific Pte Ltd menyatakan pada bulan ini segera melunasi kewajiban perpajakannya selama beroperasi di Indonesia. Rraksasa teknologi asal Amerika Serikat ini memang terbukti telah mangkir atas kewajibannya kepada negara selama beroperasi di Indonesia.

Kepala Kantor Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus Muhammad Haniv mengungkapkan, sudah enam bulan pihaknya negosiasi dengan Google. Kedua pihak hampir menemui titik temu atas kewajiban perpajakan yang selama ini tak disetorkan Google kepada negara.

“Penyelesaiannya sudah hampir mencapai titik temu. Pokoknya, kurang dari sebulan ini (Google melunasi kewajibannya). Doain ya,” kata Haniv, Jakarta, Jumat (3/3).

Meskipun enggan merinci seberapa besar kewajiban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan itu, Haniv memastikan, setoran yang nantinya diberikan Google akan mencakup pajak terutang, atas kewajiban pajak yang selama ini tidak diberikan kepada otoritas pajak. “Semuanya sudah satu paket. Yang paling penting, bisa selesai,” tuturnya.

Haniv memandang, keinginan Google untuk mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia perlu diapresiasi. Apalagi, perusahaan tersebut memang selama ini memang berniat untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sebagai bentuk komitmen atas seluruh pelanggannya.

“Google bayar pajak saja sudah bagus di Indonesia. Di negara lain, masih otot-ototan. Di kita sudah begini, bagus,”  kata dia.

Sebelumnya, Haniv sempat menyatakan,  belum dapat disebutkan berapa total potensi pajak Google dalam beberapa tahun terakhir. Hanya saja, pada 2015 lalu, kemungkinan pendapatan Google mencapai hingga Rp3 triliun atau Rp4 triliun.

“Mungkin sekitar Rp3 triliunan. Kalau kita lihat labanya adalah sekitar 40 persen seharusnya yang diterima,” kata Haniv, Jakarta, Senin (19/9/2016).

Menurut Haniv, ada dua jenis pajak yang semestinya harus dibayar. Pertama adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen. Lalu juga ada Pajak Penghasilan (PPh). “Besaran PPh ini tergantung. Kalau saja penghasilan di atas Rp1 triliun yang bisa mencapai 25 persen. Nah selama ini kan belum, nanti kita lihat berapanya,” jelasnya. “Jadi kalau sampai lima tahun kalikan saja, bisa sampai triliunan Rupiah,” tutupnya. ful, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry