Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (ist)

JAKARTA | duta.co – Mabes Polri mengirim intelijen ke daerah guna mendalami maraknya serangan oleh orang yang diduga gila kepada sejumlah ulama. Namun sejauh ini Polri memandang tidak ada keanehan dalam peristiwa demi peristiwa itu.
”Kita saat ini sudah mengirim satuan tugas ke Jatim, Jogja, dan Jabar untuk back up dan bekerja sama dengan penyidik di Polda-Polda tersebut untung mengungkap hal ini. Besok, saya, Wakapolri, Kabareskrim, Kabaintel, dan Asops akan supervisi ke sana,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Selasa (20/2).
Satgas terdiri atas unsur intelijen dan reserse. Para pejabat utama Polri itu akan melakukan pengecekan sudah sejauh mana hasil yang ditemukan Satgas di Polda-Polda tersebut. Polri tidak mau berandai-andai dan hanya menyampaikan bukti dan fakta hasil penyelidikan di lapangan.
”Kalau kita lihat sekarang, faktanya, kejadian itu masih berdiri sendiri. Apakah nanti ada benang merah terkait satu dengan yang lainnya, kita belum tahu. Kita berharap, ketika nanti ada hasilnya, kita akan sampaikan kepada publik,” sambungnya.
Saat disinggung secara tempus delicti atau waktu kejadian yang berdekatan—meski lokasinya berjauhan— menurut Setyo, secara pribadi dirinya melihat tidak ada keanehan. Sebab, bisa saja terjadi bersamaan. Ada juga yang menginspirasi. “Artinya hari ini kejadian, besoknya kejadian di sana. Mengikuti,” ujarnya.
Seperti kasus di Lamongan, Jawa Timur, kata Setyo, pelaku yang duduk di masjid dan ditegur oleh KH Mubarak, lalu marah dan mengejar. Korban lalu berlari, jatuh, dan terluka karena diserang. Setyo tak menjelaskan apa yang dimaksud dengan “menginspirasi” itu. ”Saya gak ngomong itu (ada yang mengadu domba),” tegasnya.
Ditambahkannya, serangan kepada ustaz bukan satu-satunya peristiwa karena ada juga serangan ke masjid, ke gereja, ke pura, dan ke kelenteng.
Sebelumnya, Ketua PWNU Jawa Timur KH M Hasan Mutawakkil Alallah mendesak kepolisian bersungguh-sungguh mengusut tuntas. Siapa dan apa di balik penyerangan terhadap sejumlah tokoh agama dan rumah ibadah di berbagai daerah, khususnya di wilayah Jatim.
“Apakah ini kriminal murni atau ada gerakan by design atas semua peristiwa yang terjadi belakangan ini,” kata Kiai Mutawakkil kepada wartawan Senin (19/2/2018) di Surabaya.
Seperti kita tahu, serangkaian peristiwa terkait keagamaan yang kerap terjadi akhir-akhir ini, khususnya kasus penganiayaan terhadap ulama, penyerangan tempat ibadah di beberapa daerah oleh orang tak dikenal, kini kejadian mulai bergerak ke Jawa Timur, seperti di Tuban,  Lamongan dan terbaru di Kediri.
Cucu pengasuh Ponpes Ploso Kediri Gus Abid Umar membenarkan bahwa baru saja Ponpes Ploso disatroni orang tak dikenal sambil membawa pisau. Mereka teriak mencari KH Zainuddin Jazuli dan KH Nurul Huda Jazuli serta  pengasuh Ponpes Ploso lainnya mau dibunuh.
Beruntung, berkat kesigapan petugas keamanan pondok, orang yang berpura-pura gila tersebut langsung diamankan sebelum bertindak terlalu jauh. “Setelah kita amankan, pelakunya pura-pura gila. Sekarang sudah diamankan oleh Polres Kediri untuk diinterogasi,” ujar Gus Abid Umar Senin (19/2/2018).
Untuk menghindari kejadian serupa terulang lagi, pria yang juga sekretaris PW GP Ansor Jatim itu mengimbau PC GP Ansor di seluruh Jatim merapatkan barisan dan menugaskan beberapa Banser membantu keamanan pondok pesantren dan para kiai. “Ini diperlukan untuk jaga-jaga dan menghindari kejadian serupa terulang lagi di wilayah Jatim,” tegas mantan Kasatkorwil Banser Jatim ini. hud, ud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry