Tampak Ridwan (baju hitam berjabat tangan) yang kini dedikasinya melekat bagi madrasah. (FT/KEMENAG)

SERANG | duta.co — Namanya singkat Ridwan. Tidak ada tambahan apa-apa, hanya Ridwan. Namun kisahnya cukup panjang. Siapa sangka lelaki yang pernah dijuluki jagoan preman itu tiba-tiba menjadi sosok di baliknya suksesnya pengembangan Madrasah.

Kini nama Ridwan dan dedikasinya melekat bagi madrasah, khususnya di Pasir Muncang, Kec Cigemblong, Kabupaten Lebak, Banten. Dunia kegelapan yang pernah menjadi bagian hidupnya, tinggal kenangan. Ia pernah lontang-lantung tidak punya pekerjaan, lalu, Ridwan terjebak dalam dunia preman di Ibukota, Jakarta.

Tobat, Ridwan pulang kampung untuk membangun kebaikan. Sepuluh tahun terakhir, dia berjuang mengembangkan pendidikan, memperluas akses bagi para siswa di daerahnya. Melalui MI (Madrasah Ibtidaiyah) An Nazwa Dua, Ridwan kini jadi pelita para siswa di Pasir Muncang.

Tak tanggung-tanggung atas dedikasinya, Ridwan didaulat sebagai Guru Dedikatif 2017 dan memperoleh penghargaan dari Kanwil Kemenag Provinsi Banten.

“Saya mengucapkan terima kasih. Mohon doa dan dukungannya, mudah-mudahan saya bisa menjaga MI An NAzwa Dua sampai maju dan lebih maju dari kondisi saat ini,” ujarnya pada Malam Apresiasi Pendidikan Madrasah Provinsi Banten di Serang, Kamis (14/12/2017).

“Jangan lihat saya, tapi lihatlah semangat anak-anak yang mau belajar. 10 tahun mendirikan madrasah ini, saya berjuang bukan membawa ilmu, tapi membawa kemauan agar jangan sampai anak didik buta hati karena tidak punya pendidikan,” sambungnya diikuti tepuk tangan hadirin.

Cuplikan video dedikasi Ridwan dalam mengembangkan MI di daerahnya ditayangkan, disaksikan Menag, Gubernur Banten Wahidin Halim, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Kakanwil Kemenag Banten A Bazari Syam dan ratusan guru madrasah di Banten.

Memprihatinkan. Tidak hanya kondisi madrasah yang sangat sederhana, berdinding gedek dan berlantai tanah, akses ke lokasi juga jauh. Kondisi jalan juga becek, terlebih di musim hujan.

“Melihat tayangan masih ada madrasah yang kondisinya memprihatinkan, saya mohon maaf,” tutur Menag.

“Saya ingin tidak ada lagi cerita soal kondisi madrasah yang memprihatinkan di Banten,” imbuhnya.

Menag mengajak Kakanwil dan para Kepala Kankemenag di Banten untuk segera mendata di wilayahnya masing-masing terhadap madrasah yang kondisinya memprihatinkan. Kanwil harus segera mengidentifikasi madrasah yang atapnya bocor, lantainya masih tanah, bangku kursinua tidak layak, serta dindingnya dari gedek.

“Setelah kita memiliki data, saya ingin Kemenag turun tangan untuk membenahi madrasah yang seperti itu,” tegasnya diikuti tepuk tangan para guru.

“Tahun 2018 harus ada perubahan signifikan pada madrasah di Banten khususnya yang memerlukan bantuan,” tandasnya sebagaimana dalam catatan reporter Suwarni.

Gubernur Banten Wahidin Halim juga menegaskan komitmennya untuk memberikan bantuan kepada MI An Nazwa Pasir Muncang tempat Ridwan mengajar.

Salut buat dedikasi Ridwan, mantan preman yang kini jadi pelita dan pembuka harapan peserta didik di lingkungannya! Semoga bermanfaat. (kmg)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry