MALANG | duta.co – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Islam Malang (Unisma) memberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik. Lewat penyuluhan pengelolaan limbah ternak ini, Fakultas ini mengajak warga Desa Codo, Wadak, Kabupaten Malang untuk melindungi dan menjaga kualitas lingkungan.
Ketua tim pengabdian masyarakat, yang juga Dekan Faperta, Dr Ir Nurhidayati MP, mengatakan bahwa pihaknya sengaja memberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik. Pembuatan pupuk organik padat dan cair berbahan dasar kotoran kelinci.
“Kegiatan ini sangat dibutuhkan oleh kelompok peternak kelinci untuk memanfaatkan kotorannya yang cukup melimpah di Desa Codo,” ungkap Nurhidayati.
Tim dari Faperta yang turun mengabdikan diri, terdiri dari dekan dan dosen Ir Abd Basit MP serta 7 mahasiswa. Tim ini menyasar Desa Codo Wajak Kabupaten Malang, yang luas lahan pertanian mencapai 403,5 Ha.
Menurutnya, lahan pertanian tersebut merupakan 66% dari total luas wilayah. Ditilik dari angka tersebut merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pertanian dan peternakan. Apalagi didukung dengan kondisi tanah yang subur, potensial mempercepat perkembangan pertanian dan sektor peternakan di wilayah tersebut.
“Namun sayangnya, dengan pengelolaan limbah yang kurang tepat, kami khawatir akan menurunkan kualitas lingkungan air dan tanah di sekitar desa tersebut,” ujar Nurhidayati, berempati.
Menyadari akan pentingnya kualitas lingkungan untuk kegiatan pertanian, peternakan dan kehidupan sehari-hari, maka Tim Faperta Unisma memberikan penyuluhan kepada petani tentang peran pupuk organik untuk mempertahankan kesuburan dan kualitas tanah.
“Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat membuka wawasan petani tentang dampak positif dari penggunaan pupuk organik terhadap kesuburan tanah,” tutur wanita kalem ini.
Nurhidayati kemudian menjelaskan, aplikasi bahan organik ke dalam tanah ini dapat mengurangi kepadatan tanah. Hingga tanah tersebut akan lebih remah dan gembur dan mudah diolah. Selanjutnya, tanah lebih subur dan sehat karena meningkatnya aktivitas mikroorganisme dalam tanah akibat pemberian bahan organik.
Pengelolaan limbah peternakan menjadi pupuk organik dapat melindungi kualitas lingkungan tanah dan di perairan baik sungai dan sumber mata air lainnya.
“Kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran petani tentang manfaat pupuk organik dalam sistem budidaya tanaman. Serta untuk mengurangi penggunaaan pupuk kimia buatan yang berdampak negatif terhadap kesuburan tanah ke depan,” beber Dekan Faperta Unisma.
Dengan adanya penyuluhan ini, petani mulai tertarik untuk membuat pupuk organik sendiri dari bahan lokal yang tersedia terutama kotoran kelinci.
Masih kata Nurhidayati, pelatihan ini diawali dengan pembuatan pupuk organik padat menggunakan bahan kotoran kelinci dan limbah pertanian serta seresah dedaunan di sekitar Desa Codo. Pencampuran kotoran ternak kelinci dengan limbah pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan.
“Sebenarnya kotoran kelinci bisa langsung digunakan sebagai pupuk organik di lahan pertanian karena kandungan haranya cukup tinggi. Namun untuk meningkatkan kualitas pupuk organik kotoran kelinci perlu dicampur dengan bahan organik lainnya,” imbuhnya.
Pencampuran ini, lanjut dia, memberikan manfaat terhadap efek residu dari pupuk kompos tersebut bisa berlangsung lebih lama dibandingkan kotoran kelinci yang diaplikasikan secara langsung ke lahan pertanian.
“Kegiatan selanjutnya adalah praktek pembuatan pupuk cair dari kotoran kelinci. Bahan yang dibutuhkan adalah kotoran kelinci, EM-4 dan molase dengan komposisi 30 kg bahan kompos padat, 50 liter air, EM-4 300 ml dan Molase 300 ml. Bahan kompos dibungkus dalam kain kasa kemudian diikat dan dicelupkan ke dalam drum kemudian ditambahkan EM-4 300 ml dan molase 300 ml, tambahkan air sampai memenuhi drum,” terangnya.
Dijelaskannya, bahan-bahan tersebut difermentasi selama 1 minggu. Setelah itu cairannya diambil dan disemprotkan pada tanaman dan tanah dengan pengenceran 1:10. “Aplikasi pupuk cair ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman,” tutupnya. (dah)