Endah Prayekti – Dosen Fakultas Kesehatan

WUDHU merupakan hal yang sangat ditekankan sebelum melaksanakan ibadah, misal sebelum shalat maupun sebelum membaca Al Qur’an. Wudhu tidak hanya ibadah ritual semata namun juga mengandung manfaat bagi kesehatan yang dapat dijelaskan secara ilmiah.

Beberapa manfaat wudhu yang telah diteliti diantaranya adalah menjaga kesehatan syaraf, menjaga kesehatan kulit dengan menurunkan jumlah bakteri kulit, hingga menurunkan gejala infeksi saluran pernafasan.

Wudhu untuk mengatasi astenotopia

Menurut ilmu kedokteran, Astenopia adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada pada kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

Astenotopia timbul dikarenakan pemaksaan penggunaan otot-otot mata, misalkan melihat obyek dekat dalam waktu lama. Aktifitas otot-otot mata yang terlalu berlebihan pada suatu obyek akan mengganggu penglihatan.

Bekerja di depan layar komputer terlalu lama dapat membuat otot-otot mata menjadi letih. Gejala yang timbul setelah beberapa jam kerja di depan layar komputer diantaranya adalah mata letih, mata tidak nyaman, mata sakit, mata panas, penglihatan kabur, perubahan persepsi warna hingga sakit kepala.

Studi pengaruh wudhu terhadap sindrom astenopia pada karyawan pengguna computer di RSUD Kota Makasar menunjukkan adanya penurunan gejala astenopia pada kelompok yang diinstruksikan untuk berwudhu.

Kejadian astenopia pada saat pre test menunjukkan prosentase 100% pada control dan 95% pada kelompok wudhu, sedangkan pemeriksaan post test menunjukkan kejadian astenopia mencapai prosentase 100% pada kelompok Kontrol dan 80% pada kelompok Wudhu.

Leopold Wemer Von Enrenfels, yaitu seorang psikiater sekaligus neurology asal Austria, menemukan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat syaraf tersebut peka dengan air segar, sehingga dengan membasuh air segar ke pusat – pusat syaraf tersebut dapat menjaga dan memlihara kesehatan dan keselarasan pusat syaraf.

Wudhu untuk menurunkan jumlah bakteri kulit

Kulit tubuh kita merupakan barrier utama tubuh dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Selain kulit, barrier tubuh juga diperankan oleh membran mukosa yang melapisi bagian rongga tubuh misal nya pada rongga hidung, telinga, mulut dan usus.

Pada barrier tubuh ini ternyata ditumbuhi oleh mikroorganisme dengan jumlah yang sangat besar. Salah satu jenis mikroorganisme yang dijumpai di tempat tersebut diantaranya adalah bakteri. Setiap sentimeter persegi dari kulit kita dihuni oleh 3 juta bakteri.

Bakteri yang tumbuh dan berkolonisasi di permukaan kulit kita, pada keadaan normal tidak menimbulkan penyakit. Namun, saat kondisi kulit luka dan ketahanan tubuh tidak baik, bakteri pada kulit tersebut beresiko dapat menimbulkan infeksi. Oleh karena itu penting menjaga kesehatan kulit dan jumlah bakteri dalam keadaan seimbang.

Beberapa cara dalam menjaga kesehatan kulit dan keseimbangan jumlah bakteri kulit kita adalah dengan cara berwudhu. Berwudhu dapat menjaga kelembaban kulit karena air yang dialirkan ke permukaan kulit. Selain itu, gerakan berwudhu dengan membasuh anggota wudhu, dapat menurunkan jumlah bakteri kulit.

 Studi tentang  perlakuan wudhu terhadap bakteri kulit manusia menunjukkan adanya penurunan jumlah bakteri kulit setelah responden diinstruksikan untuk wudhu. Studi dilakukan dengan memeriksa pre (sebelum wudhu) dan post (setelah wudhu).

Pemeriksaan pre atau sebelum wudhu menunjukkan jumlah bakteri yang lebih tinggi dibandingkan setelah wudhu. Dalam studi tersebut juga menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan jumlah bakteri kulit pada pemeriksaan pre test pada 5 waktu sholat.  Sehingga dengan adanya perlakuan wudhu, dapat membantu keseimbangan jumlah bakteri pada kulit.

Studi efektifitas pembilasan rongga hidung saat wudhu menunjukkan bahwa praktik pembilasan rongga hidung dengan air dapat menurunkan gejala infeksi saluran pernafasan diantara para jamaah haji pria.

Infeksi saluran pernafasan yang dapat dicegah diantaranya adalah kebuntuan hidung karena mucus. Studi lainnya, terkait efektifitas wudhu dalam menurunkan jumlah bakteri Staphylococcus pada tangan, mulut, dan hidung di perawat pada salah satu rumah sakit di Yogyakarta, menunjukkan adanya penurunan jumlah bakteri Staphylococcus pada pemeriksaan setelah wudhu. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry