
SURABAYA | duta.co – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Surabaya mengadakan uji publik untuk program “Cepat Baca Kitab Kuning Metode Muyassaroh” pada hari Selasa, (25/3/2025) di Aula MAN Kota Surabaya. Acara ini dihadiri oleh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya.
Program ini telah diujicobakan kepada para siswa setelah mereka menjalani pelatihan intensif selama 16 hari. Pelatihan ini bertujuan mengajarkan cara cepat mempelajari ilmu Nahwu (gramatika bahasa Arab) dan Shorof (struktur bahasa Arab) untuk membaca bahasa Arab gundul atau tanpa harakat.
Metode Muyassaroh, yang biasanya membutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun untuk menguasai, kini dapat dipelajari hanya dalam waktu 14 hari dengan hasil yang mengesankan. Dengan moto “Dimudahkan dan Disenangkan,” program ini berhasil membawa perubahan besar dalam kemampuan para peserta.
Dr. H. Muhammad Muslim, S.Ag., M.Sy., Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Surabaya, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap hasil yang dicapai. “Alhamdulillah, ini di luar ekspektasi saya. Awalnya saya hanya berharap peserta bisa membaca, tetapi ternyata mereka tidak hanya bisa membaca, mereka juga sudah mampu memahami struktur kalimat, seperti menentukan muktada, khabar, maf’ul, dan lainnya. Itu luar biasa,” ujar Dr. Muhammad Muslim.
“Jika di pondok, mempelajari hal ini bisa memakan waktu lebih dari setahun. Tetapi dengan metode Muyassaroh, para peserta sudah dapat memahami perubahan bentuk fi’il menjadi fa’il, masdar, dan lainnya hanya dalam beberapa hari. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa,” ujarnya.
Selain itu, Dr. Muslim juga menegaskan pentingnya melanjutkan program ini. “Gelombang kedua harus segera dibuka untuk para peserta yang telah menguasai dasar-dasar teori. Jangan sampai ilmu yang sudah diperoleh hilang begitu saja. Baca kitab harus terus dilanjutkan sebagai bagian dari program unggulan Madrasah Negeri di Surabaya,” tegasnya.
Salah satu peserta yang juga merasa takjub dengan hasil pelatihan, Yusnita Nafa’aniallah Nur Ramadhany, mengungkapkan, “Luar biasa, saya bisa cepat membaca kitab ini. Metode Muyassaroh benar-benar memudahkan dan menyenangkan kami dalam mempelajari Nahwu dan Shorof untuk membaca bahasa Arab tanpa harakat,” ucapnya.
Selain Yusnita, sejumlah peserta lainnya juga menunjukkan kemajuan pesat dalam program ini, di antaranya:
* Ahmad Tristan Nuril Fauzi
* Assiva Nur FadillaDuta
* Azka Adilah Shofiyah
* Dewi Nia Rahmadani
* Dinda Aqilah Naqiyyatur Ramadhani
* Erlita Tsalasawati
* Fioleta Naura Roebianto
* Mrachmad Widzar Ghifandy
* Muhamad Fauzi Ramadan
* Nheyva Setiadevi
* Puvie Lubna Atha Ramadhany
* Qoniatuz Zahra Diani
* Annisa Nayla Adnin
* Bian Diandra El Shirazy
* Nadiatis Saadah
* Fildzah Farkhatus Salwa
* Ilma Nafiana Maharani
* La Ode Abdullah Syauqi Robbani
* Lintang Arum Karunia Fitri
* Nirmah Lailiyah Ilmi
* Muhammad Maghrobi Syifa’
* Neyna Rahma Azzahra
* Priska Etika Ayudya
* Rika Aprilia
* Muhammad Nur Anwar
Program ini membuktikan bahwa belajar ilmu agama dan bahasa Arab kini tidak hanya terbatas di pesantren, tetapi juga bisa dilakukan di madrasah negeri. Dengan metode Muyassaroh, diharapkan kemampuan membaca kitab kuning dapat tersebar luas di kalangan pelajar dan masyarakat. (gal)