JAKARTA | duta.co – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) beberapa waktu lalu mengumumkan bahwa awal bulan Sya’ban 1438 Hijriah jatuh pada Jumat, 28 April 2017. Ikhbar ini didasarkan pada hasil observasi tim rukyat NU yang tak menyaksikan hilal dan karena itu bulan Rajab disempurnakan menjadi tiga puluh hari (istikmal).

Terhitung sejak awal bulan tersebut, pertengahan bulan Sya’ban jatuh pada 12 Mei 2017 atau persisnya sejak Kamis (11/5) malam. Pada malam yang popular dengan sebutan nisfu sya’ban ini lazimnya masyarakat Muslim Indonesia memanfaatkannya untuk meningkatkan ibadah dan menjalankan amalan-amalan tertentu.

Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki dalam kitab Madza fi Sya’ban mendaftar, setidaknya ada tiga amalan penting yang bisa dilakukan pada malam nisfu sya’ban. Pertama, memperbanyak doa. Kedua, membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia.

Di banyak daerah di Tanah Air, malam nisfu sya‘ban menjadi momen yang ditunggu masyarakat. Mereka memanfaatkan waktu setelah sembahyang Maghrib untuk membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali. Aktivitas ini biasanya diiringi dengan berdoa kepada Allah agar diberikan umur panjang, rezeki yang halal, wafat dalam keadaan husnul khatimah, atau lainnya.

Sya’ban merupakan bulan kedelapan dalam hitungan kalender hijriah. Secara harfiah, ia berasal dari syâ‘a bân yang bermakna terpancarnya keutamaan. Ada juga yang mengatakan, sya‘ban berasal dari kata as-syi‘bu’ yang bermakna sebuah jalan di gunung. Secara umum Sya’ban diyakini mengandung keistimewaan, terlebih menjelang tibanya bulan suci Ramadhan. * nuo

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry