Ucok Sky Khadafi (ist)
“Sekali lagi, Nadiem Makarim itu lahir dari orang kaya. Dia hidup di luar negeri, dan sekolah dan kuliah di luar negeri. Lalu  pulang ke Indonesia langsung membikin usaha dan kaya. Tak pernah bergelut dengan kegiatan sosial yang fokus membangun masyarakat miskin.”
Oleh Uchok Sky Khadafi*

BELANJA negara tahun 2024 sebesar Rp 3.325 triliun. Sebanyak 20% atau Rp.665 trilun dari Anggaran ini, diperuntukan pendidikan. Dan alokasi anggaran Rp.665 triliun kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kemendikbud Ristek) hanya mengelola 15% atau Rp 98,9 triliun, sisa dikelola oleh lembaga negara lainnya.

Kemudian alokasi anggaran sebesar Rp 98,9 triliun di Kemendikbud paling banyak dialokasikan untuk pendidikan tinggi. Mestinya tidak perlu naik biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), atau  seharusnya terjangkau buat mahasiswa yang kurang mampu.

Tetapi, karena Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim anak orang kaya, atau tidak pernah hidup miskin, maka, tidak pernah susah untuk membayar SPP alias uang kuliah. Sehingga tidak mungkin punya rasa empati terhadap penderitaan mahasiswa miskin, yang amat susah untuk bayar uang kuliah.

Sekali lagi, Nadiem Makarim itu lahir dari orang kaya. Dia hidup di luar negeri, dan sekolah dan kuliah di luar negeri. Lalu  pulang ke Indonesia langsung membikin usaha dan kaya. Tak pernah bergelut dengan kegiatan sosial yang fokus membangun masyarakat miskin.

Sehingga harus dimaklumin, kebijakan Nadiem Makarim untuk UKT naik berlipat ganda dalam rangka untuk membuat perguruan tinggi menjadi sebuah bisnis, yang menguntungkan. Atau membuat lembaga pendidikan menjadi ajang komersialisasi untuk mengumpulkan duit sebanyak – banyaknya. Sehingga yang miskin atau tidak punya duit, harus disingkirkan lantaran tidak boleh kuliah di perguruan tinggi.

Kemudian dari itu, bukan hanya Perguruan Tinggi negeri, yang mau dijadikan lembaga bisnis. Coba lihat yang namanya program atau proyek di Kemendikbud Ristek sangat mahal dan saling tumpang tindih. Hal ini, berarti ada kecenderungan ada dugaan penyimpangan, dan program – program mereka dijadikan bisnis.

Program – program bisnis dikemendikbud Ristek ditemukan oleh CBA (Center For Budget Analisis). Dimana CBA menemukan ada double budget dan double program di dua Kegiatan atau program Kemendikbud Ristek.

Pertama, Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa melakukan Kegiatan Dukungan Perumusan Kebijakan Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan anggaran sebesar Rp.153.000.000.

Kedua, program yang sama oleh Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa dengan anggaran sebesar Rp.368.124.000 untuk Dukungan Transportasi dan Akomodasi Kegiatan Perumusan Kebijakan Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat

Jadi program hanya Perumusan Kebijakan Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, sudah menghabiskan anggaran lebih dari setengah miliar atau sebesar Rp521.214.000,-. Ini kelewat boros. Makanya UKT mau naik 500%.

Maka untuk itu, anggaran sebesar Rp.521 juta terlalu mahal kalau hanya untuk kegiatan Perumusan Kebijakan Mendikbudristek saja. Dan patut untuk ditelesik oleh KPK nih. Bagaimana tidak jeblok duit rakyat?

Uchok Sky Khadafi adalah Direktur Eksekutif CBA

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry