MOJOKERTO | duta.co – Program-program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah sudah dimulai per Senin (6/1/2025). Namun, program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini belum dimulai di Kota Mojokerto.
“Uji coba MBG di Kota Mojokerto baru akan dimulai pada tanggal 13 Januari mendatang,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Ruby Hartoyo saat dikonfirmasi terkait MBG.
Uji coba MBG di Kota Mojokerto akan dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Uji coba akan dilakukan terhadap 2.950 siswa dan santri serta 550 ibu hamil dan penderita stunting.
“Sekolah yang menjadi sasaran uji coba yakni TK Pertiwi SMAN 2, SMPN 9, dan SDN Wates 1 sampai 6 serta Pondok Tahfidh Manba’ul Quran Wates,” jelasnya.
Uji coba akan dilakukan selama tiga bulan, yakni Januari, Februari, dan Maret. “Setelah uji coba tiga bulan, nantinya MBG akan dilaksanakan untuk seluruh sekolah dan pesantren. Untuk madrasah juga, tapi MBG untuk madrasah di bawah Kementerian Agama,” katanya.
Menurutnya, uji coba oleh MGN ini dilakukan pada daerah yang sudah siap kateringnya. “Kalau di Kota Mojokerto menggunakan yayasan katering yang ada di Wates,” imbuhnya.
Terkait nilai MBG dalam uji coba di Kota Mojokerto, Plt Kepala Dinas Perhubungan menyebut Rp 17.500 per porsi termasuk pajak.
“Saya juga tidak tahu dari mana anggaran untuk uji coba MBG yang dilaksanakan BGN ini. Yang pasti tidak ada anggaran dari Pemkot Mojokerto,” tandasnya.
Ruby mengaku tidak ada petunjuk baru dari pemerintah pusat terkait MBG meskipun sudah tersiar bahwa nilai MBG Rp 10 ribu per porsi/siswa.
“Yang pasti Pemkot Mojokerto menyediakan anggaran sharing untuk satu kali seminggu dengan nilai Rp 17.500 per porsi/siswa,” katanya.
Jumlah siswa SD dan SMP baik negeri maupun swasta yang di bawah Dinas P dan K Kota Mojokerto sekitar 19 ribu siswa.
“Jadi, dalm satu tahun anggaran yang sediakan Pemkot Mojokerto Rp 17.500 X 4 (4 minggu sebulan) X 12 ketemu hampir Rp 11 miliar,” jelasnya.
“Kalau ditambah dengan yang madrasah, jumlahnya sekitar 23 ribu siswa, tapi yang madrasah kan bukan tanggung jawab kita, tanggung jawabnya Kementerian Agama,” pungkasnya. (ywd)