JAKARTA | duta.co – Komisi Pemilihan Umum (KPU) benar-benar diuji profesionalitasnya. Seringnya salah input (angka) KPU, membuat warganet geregetan. “Ya Allah. Jangan-jangan presiden saya 5 tahun kemarin karena hasil dari salah input,” begitu warganet mempertanyakan kinerja KPU, Minggu (21/4/2019).

Profesionalitas KPU ini juga menjadi catatan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Bahkan ia mengaku sudah mengingatkan KPU jauh hari (tepatnya awal Januari 2019 lalu) untuk mengantisipasi berbagai serangan yang akan muncul setelah pencoblosan.

Adapun serangan-serangan itu antara lain kecurangan, tidak profesional, memihak, diintervensi, dan lain sebagainya. “Waktu itu saya ingatkan, KPU harus profesional. Yang saya sampaikan di ILC (Indonesia Lawyers Club) itu sekarang benar terjadi,” kata Mahfud dalam akun Twitter pribadi, Minggu (21/4).

Mahfud MD (FT/sindonews.com)

Menurutnya, kekisruhan yang terjadi saat ini disebabkan sikap KPU yang kurang antisipatif, khususnya dalam penanganan informasi teknologi dalam penghitungan suara. Kekurangan ini membuat KPU terkesan kurang profesional.

“Masak, salah input data sampai di 9 daerah? Masak dalam 3 hari baru terinput 5 persen? Penghitung swasta/perseorangan saja sudah lebih di atas 50 persen,” tegasnya heran.

Menurutnya, keadaan ini menimbulkan berbagai spekulasi negatif dan semakin memperpanas suasana. Ada pihak yang kemudian curiga, KPU disusupi orang IT yang tidak netral.

“KPU harus memastikan bahwa awak IT-nya benar-benar profesional dan netral. Bawaslu dan civil society harus diberi akses yang luas untuk langsung mengawasi,” tegasnya. (net,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry