PONTIANAK | duta.co – Menko Polhukam sekaligus Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD mengungkapkan, Hari Guru Nasional yang jatuh setiap 25 November harus dijadikan momentum untuk menyatukan komitmen terhadap pembangunan pendidikan.

“Pemerataan pendidikan ini harus segera dilakukan. Selama ini pendidikan yang bagus terkonsentrasi di Pulau Jawa dan hanya di ibu kota provinsi di luar Jawa,” kata Mahfud MD usai menghadiri Silaturahmi Tokoh Madura dan Agama Kalimantan Barat di Rumah Adat Madura, Jalan Selat Panjang, kecamatan Pontianak Utara, Kalimantan Barat, Sabtu (25/11/2023).

Selain kualitas pendidikan yang belum merata, lanjut Mahfud, kesejahteraan guru juga masih memprihatinkan. Banyak guru honorer kerja belasan tahun, gajinya masih sangat minim.

“Tidak sampai Rp 300 ribu. Tetapi mereka akan tetap mengabdi karena bangga menjadi guru. Tapi kita tidak boleh memeras tenaga orang. Kita harus perjuangkan,” ungkap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Kesejahteraan guru dan pemerataan kualitas pendidikan, tegas Mahfud, menjadi salah satu program utama Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud. Bukan hanya guru resmi di sekolah negeri, melainkan juga kesejahteraan guru ngaji, pengasuh pondok pesantren di sekolah-sekolah informal keagamaan.

“Ustad-ustad di pesantren hingga marbot masjid. Itu tidak ada yang memikirkan. Kami akan susun programnya untuk menyentuh mereka,” tambahnya.

Selain itu, Mahfud menyatakan, Pemerintah sebenarnya sudah punya instrumen yakni UU Pesantren. Juga penghargaan negara lewat Hari Santri Nasional atas jasa santri dan pondok pesantren yang turut membangun negara ini dengan penuh keikhlasan.

“Pendidikan watak pesantren yakni kejujuran dan kesederhanaan ini harus terus disebarluaskan. Pemerintah sudah punya payungnya, nanti kita tinggal mengoptimalkannya,” pungkas Mahfud.(*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry