Keterangan foto wartabromo.com

PASURUAN | duta.co – Budaya pesantren saat ini sudah tumbuh secara egaliter di Indonesia. Umat Islam maju dan berkembang, tidak ada gejala Islamophobia, dan ini adalah salah satu hasil perjuangan al-Arif Billah al-Maghfurlah KH Abdul Hamid dari Pasuruan, Jawa Timur.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, saat memberikan sambutan saat menghadiri acara Haul ke-42 Al-Magfurlah KH. Abdul Hamid Bin Abdullah bin Umar, di Pondok Pesantren Salafiyah, Pasuruan, Jawa Timur, (25/9).

Ratusan ribu jamaah dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia hadir di haul KH Abdul Hamid. Hadir juga Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU yang juga Walikota Pasuruan, Saifullah Yusuf, Menteri BUMN Erick Thohir, serta para Kiai dan Ulama Pondok Pesantren Salafiyah.

Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, dalam sambutannya menyampaikan, “Penting untuk diingat ketika kita menghormati haul KH Andul Hamid yang merupakan seorang wali, adalah Nahdlatul Ulama. Jamiyah NU adalah karunia luar biasa, belum pernah dalam sejarah ada ulama mengorganisir diri secara independen seperti NU, sepanjang sejarah peradapan umat manusia ini belum pernah terjadi,” ujar Gus Yahya, panggilan akrab Ketum PBNU ini.

Menurut Yahya, NU adalaah organisasi ulama yang berpikir tentang peradaban. Kemuliaannya pasti luar biasa karena disitu dikumpulkan ulama solihin di kalangan ahlus sunnah wal jamaah. Jangan sampai lepas dari NU.

Sedangkan Menko Polhukam Mahfud MD, memandang Indonesia merdeka, kaum muslim maju, orang Islam hidup seperti saat ini, semua karena Indonesia merdeka yang ikut melahirkan adalah para ulama, termasuk santri-santri dari Kiai Hamid.

“Kiai Hamid adalah salah seorang ulama besar, tokoh besar pesantren yang telah melahirkan puluhan ribu santri yang mengisi dan memajukan Republik Indonesia ini,” ujar Menko Mahfud.

Mahfud menyampaikan bahwa saat ini di Indonesia sudah tumbuh budaya pesantren. Jaman dulu menurutnya, Panglima TNI tidak ada sholat secara terbuka, dulu sembunyi-sembunyi karena malu dan takut. Sekarang di markas-markas TNI dan Polri, dan di rumah pimpinan Polri dan TNI, diadakan pengajian-pengajian. Budaya pesantren seperti ini sudah tumbuh secara alamiah dan egaliter. Ini menandakan tidak ada Islamophobia di Indonesia.

“UU Pesantren, Universitas Islam Negeri, semua dikasih oleh pemerintah, pesantren sudah megah, ini juga salah satu perjuangan KH Abdul Hamid. Umat merasakan hidup di Indonesia, karena sesuai ajaran Kiai Hamid, yaitu apa? menjunjung persatuan, menghargai manusia, hidup sederhana, jangan jumawa, tegakkan kehidupan bernegara yang baik,” ujar Mahfud yang merupakan alumni Pesantren Al-Mardiyah, Waru, Pamekasan, Jawa Timur. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry