JAKARTA | duta.co – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menunjukkan ketegasannya. Pekan lalu ia bebaskan 11 orang muslim Uighur China, selanjutnya dikirim ke Turki. Malaysia mengabaikan permintaan China untuk menyerahkan mereka ke Beijing.

“Hebat! Ini baru pemimpin. Tegas, berani melawan kesewenangan pemerintahan komunis China. Bukan kata-kata yang membedakan, juga bukan pidato dramatis berisi film animasi, tetapi tindakan yang menjadi acuan. Hidup Mahathir!” demikian komentar warganet Rabu (17/10/2018).

Apa kata Mahathir terhadap muslim Uighur China yang teraniaya? “Mereka tidak berbuat salah di negara ini, jadi mereka dibebaskan,” kata Mahathir dalam komentar singkat kepada wartawan di parlemen, Senin (15/10), dikutip Channel News Asia.

Langkah Malaysia tersebut kemungkinan akan membebani hubungan negara itu dengan China. Tak peduli. Sebelumnya, Mahathir yang memenangkan pemilihan umum pada Mei lalu itu telah membatalkan proyek yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan China senilai lebih dari 20 miliar dolar AS.

Seperti diberitakan, Jumat (12/10), China, yang meminta agar 11 orang itu diekstradisi, menyatakan dengan tegas menentang keputusan Malaysia untuk membebaskan mereka dan mengirimnya ke Turki. Jaksa di Malaysia, yang merupakan negara mayoritas Muslim, mencabut tuduhan terhadap para Muslim Uighur itu atas dasar kemanusiaan.

Orang-orang itu ditahan dan didakwa karena telah secara ilegal memasuki Malaysia setelah membobol penjara Thailand pada November lalu. Mereka melubangi dinding penjara dan menjadikan selimut sebagai tangga.

Jadi Warga Recep Tayyip Erdogan

Reuters melaporkan pada Februari lalu bahwa Malaysia berada di bawah tekanan besar China untuk mengekstradisi orang-orang itu ke sana. Beberapa misi Barat telah berusaha menghalangi Kuala Lumpur untuk mengirim mereka ke China, yang dituduh telah sering menganiaya warga Uighur.

Beijing menuduh separatis di kalangan minoritas Uighur merencanakan serangan terhadap mayoritas Han China di wilayah Xinjiang dan di tempat lain. Sementara China telah dituduh melakukan pelanggaran HAM di Xinjiang, dengan melakukan penyiksaan terhadap tahanan Uighur dan memberikan kontrol ketat terhadap agama dan budaya mereka. Namun China membantah melakukan kesalahan.

Selama bertahun-tahun, ratusan, mungkin ribuan, warga etnis muslim Uighur melarikan diri dari China dengan melakukan perjalanan secara sembunyi-sembunyi melalui Asia Tenggara ke Turki.

Kebijakan Malaysia memulangkan kesebelas orang itu ke Turki karena mereka mengaku sebagai warga negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut.

Kesebelas Muslim Uighur itu adalah bagian dari 200 orang yang ditahan ketika masuk ke Thailand pada 2014 lalu. (rtr,cnn,em)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry