SURABAYA | duta.co – Keanu Abinuno Wattimena, mahasiswa D-4 Desain Grafis, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) akan menjalani kuliah di almamater para personil Coldplay.
Keanu lolos program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dan diterima di salah satu kampus yang memiliki reputasi bagus di dunia yaitu University College London (UCL). Di kampus itulah tempat Chris Martin (vokalis), Will Champion (drummer), Guy Berryman (bassist) dan Jonny Buckland (gitaris) bertemu dan kemudian mendirikan band yang memenangkan Grammy Award itu.
Pria asal Mojokerto itu akan belajar selama satu semester di sana dan berangkat pada 26 Juni mendatang. Untuk mencapai ke sana, perjuangan Keanu cukup menantang. Dia harus bersaing dengan sekitar 12.704 mahasiswa lainnya.
Keanu mengatakan bahwa sejak dulu dia sudah memiliki cita-cita ingin menempuh pendidikan dan belajar banyak di luar negeri. Keinginan itu tertanam kuat di benaknya dan mendorongnya untuk mendaftar program IISMA.
“Karena ada keinginan itulah, saya belajar memantaskan diri sesuai yang disyaratkan. Bahasa Inggris saya pelajari dan terus saya dalami. Ikut tes berkali-kali, termasuk tes duolingo,” bebernya.
Persiapannya itu tak berjalan mulus. Sudah punya skor duolingo yang bagus, ternyata kampus yang dituju hanya menerima hasil tes IELTS. Itu tidak membuatnya putus asa. Dia justru langsung belajar dan ikut tes IELTS berkali-kali sampai skornya benar-benar memuaskan.
“Mau putus asa sih bisa saja. Namun, saya memilih tancap gas. Saya harus semangat, karena tak ingin mengecewakan orang terdekat, termasuk tante saya yang bantu danai. Motivasi dari orang terdekat yang membuat saya harus lolos IISMA,” ucapnya.
Dia menambahkan, alasan memilih UCL tidak lain karena faktor kebesaran nama dan reputasi kampus tersebut di dunia internasional. Selain itu, juga karena alumni-alumninya yang termasuk publik figur. Di luar itu, alasan paling utamanya adalah karena reputasi akademiknya yang bagus.
“Saya ke Inggris juga terinspirasi sosok Sherlock Holmes, tokoh detektif fiktif, London. Saya akan berada di sana Juni-Desember 2023 dan belajar tentang multimedia production karena relate dengan prodi saya. Nanti juga termasuk akan eksplore berbagai unggulan lainnya termasuk aspek budaya,” jelasnya.
Karena banyak peserta yang gugur pada aspek esai, Keanu begikan pengalamannya menulis esai sebagai syarat program IISMA. Menurutnya, menulis esai tidak boleh dibuat lebai, tetapi benar-benar harus jujur. Jika dilebih-lebihkan, bisa mengalami kesulitan sendiri.
“Jawab saja sesuai dengan kenyataan dan menggunakan bahasa yang sopan. Itulah yang saya lakukan yaitu menuliskan apa yang menjadi tujuan dan akan dilakukan selama di sana. Sekali lagi, selain esai, tentu bahasa Inggris penting bangat dipersiapkan jauh-jauh hari,” tutupnya. ril/end