Supangat (kiri) selaku dosen pembimbing memberikan arahan pada Mudhafiq. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Sebagai kota jujukan wisata, Surabaya harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi para ‘tamunya”. Salah satu yang membuat rasa tidak aman dan nyaman itu adalah kejahatan.

Di beberapa lokasi di Surabaya disinyalir memang tidak aman dan nyaman karena beberapa kasus kejahatan.

Untuk membantu Pemerintah Kota  dan Polrestabes Surabaya memetakan lokasi dan jenis kejahatan, mahasiswa Teknik Informasi, Fakuktas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Mudhafiq Sholiq membuat website.

Web geospasial-kejahatan-surabaya.my.id itu memetakan lokasi-lokasi mana dan jenis kejahatan apa yang biasanya terjadi. “Web ini sebagai media informasi untuk polisi agar bisa mengelola sebaran kejahatan itu,” kata Mudhafiq.

Tidak hanya polisi, masyarakat luas juga bisa mengakses laman ini untuk melaporkan tindak kejahatan yang dialami sendiri atau orang lain. Polisi bisa menindaklanjuti laporan itu dengan tindakan tertentu.

“Masyarakat dan polisi bisa saling tahu dan bersinergi untuk memberikan informasi di website ini,” ungkap Mudhafiq yang akan diwisuda pada Sabtu (25/2/2023) itu.

Dengan membuat sistem penggabungan Teknologi Geospasial untuk membuat visualisasi persebaran kejahatan dalam bentuk peta daerah yang menggambarkan lokasi rawan kejahatan berdasarkan jumlah kasus kejadian menggunakan metode Algoritma K-Means Clustering.

Mahasiswa kelahiran 2000 ini mengaku beruntung dan bangga telah mampu menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun di Untag Surabaya. “Saya masuk di Untag Surabaya melalui jalur prestasi di bidang cipta karya teknologi informasi & komunikasi tingkat provinsi Jawa Timur dan berhasil mendapat beasiswa pada tahun 2019, ini yang menjadi semangat saya untuk kuliah,” terang Mudhafiq.

Dosen pembimbing yang juga Kepala Prodi Sistem Teknologi dan Informasi – Supangat, M.Kom mengatakan website ini sudah melewati penelitian hingga tugas akhir dan sudah bisa diimplementasikan.

Untuk pelapor juga mudah karena bisa diakses lewat mobile juga, lewat media apapun bisa diakses. “Karena ini riset pertama jadi hanya kebutuhan data saja yang kami tekankan,” jelasnya.

Supangat juga menjelaskan untuk rencana kedepan, penelitian ini bisa lebih dikembangkan oleh mahasiswa lain.

“Arahnya ke tracking pelapor untuk mengantisipasi apabila ada laporan iseng atau bohong. Jadi ada aspek AI  yang memberikan media atau informasi ke polisi agar dapat mengelola sebaran kejahatan,” tandas Supangat. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry