PASURUAN | duta.co – Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengunjungi fasilitas Gas Metering Station (GMS) milik Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
Kunjunvan ke perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Desa Semare, Kecamatan Keraton, Kabupaten Pasuruan itu berlangsung pada 11-12 dan 16-17 Mei 2023.
Total ada 105 mahasiswa, dibagi dalam 4 trip mahasiswa Program DIII Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Vokasi, Unair yang berkunjung dan diperkenalkan dengan fasilitas tersebut.
Mereka didampingi oleh Wakil Dekan I, Tika Widiastuti. Selain itu, hadir pula perwakilan dari SKK Migas Jabanusa yaitu Business Support Specialist, Amni Nadya.
GMS dibangun di atas lahan bekas tambak seluas dua hektare. Fasilitas ini berfungsi mengukur kuantitas besar gas alam yang diterima dari Lapangan BD, yakni sebuah sumur gas lepas pantai Madura milik HCML.
GMS juga mengecek kuantitas gas alam yang diterima perusahaan pemegang kontrak pembelian. Ada tiga perusahaan yang memiliki kontrak dengan HCML, yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Inti Alasindo Energy (IAE), dan PT Petrokimia Gresik.
Manager Health, Safety, Security & Environment HCML, Rockyanto Sasabone mengatakan kunjungan tersebut merupakan bagian dari praktik kerja lapangan para mahasiswa untuk lebih mengenal industri migas, terutama terkait dengan aspek Keselamatan Kerja Migas.
“Kami ingin para mahasiswa lebih mengenal bagaimana industri migas secara langsung dengan melihat fasilitas produksi HCML, serta melihat secara langsung aspek-aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diterapkan HCML. Pengenalan ini diharapkan membuat mahasiswa memahami betapa strategisnya industri migas di Indonesia,” kata Rockyanto Sasabone.
Sementara itu, Manager Regional Office & Relations HCML, Hamim Tohari mengatakan sebagai perwakilan di Jawa Timur, Departemen Regional Office & Relations HCML memfasilitasi kebutuhan mahasiswa fakultas Vokasi UNAIR untuk field trip ke GMS ini.
“Field Trip oleh mahasiswa sebagai salah satu wujud dari misi HCML yaitu “To be a Good Neighbor to Local Community” melalui sinergi dengan civitas academica terkemuka. Field trip ini mengajarkan ke mahasiswa K3 UNAIR tentang pentingnya keselamatan di lingkungan kerja HCML,” ujar Hamim.
Hamim juga menjelaskan selain berkantor pusat di Jakarta, HCML juga memiliki kantor perwakilan di Surabaya sejak tahun 2012.
“Kantor perwakilan ini merupakan representatif manajemen di wilayah regional. Kami mendukung semua kebutuhan operasi manajemen di Jawa Timur, khususnya di Surabaya dan Pulau Madura. Kami juga menjalankan fungsi kehumasan di bidang Komunikasi, Media, Kelembagaan, dan Program Pengembangan masyarakat atau yang lebih familiar disebut Corporate Social Responsibility,” kata Hamim.
Selain kantor perwakilan, HCML juga memiliki beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti Sampang Shorebase di Kabupaten Sampang, Sumenep Transit Point di Kabupaten Sumenep, dan Tanjungwangi Shorebase di Kabupaten Banyuwangi.
“Fasilitas-fasilitas tersebut dibangun untuk mendukung kebutuhan/kegiatan operasi/teknis HCML di wilayah kerjanya di Selat Madura,” tambah Hamim.
Diterima dan diawali sambutan pembukaan oleh Sr. Head of BD Field Operations HCML, Bambang Haryanto – dalam empat hari kunjungan tersebut – ada beberapa materi yang dipresentasikan yakni materi seputar Relations oleh Head of Field Relations HCML, Ali Aliyuddin dan Senior Officer Relations HCML, Natalia Brilianti, materi tentang aspek Keselamatan Kerja Migas oleh Head of Safety HCML, Soni Widodo, Supt. HSE HCML, Ilmam Sanggomaro, Supv. HSE HCML, Putu Dharma, dan materi seputar operasi GMS itu sendiri yang disampaikan oleh Supt. GMS HCML, Ashri Falahuddin serta Jr. Operator HCML, Yousak Indro Nyuswantoro.
HCML berkonsentrasi pada eksplorasi dan produksi gas bumi, serta beroperasi di atas lahan seluas 2.516 kilometer persegi di Selat Madura yang meliputi wilayah Sumenep, Sampang, dan Pasuruan. Tahun 2022 lalu HCML sudah beroperasi di Selat Madura selama 10 tahun. Kini perusahaan ini telah menjadi salah satu kekuatan untuk memenuhi kebutuhan gas di Jatim, dan menyumbangkan 30 persen dari produksi 800.000 barel per hari dan 10-12 persen dari total pasokan gas di Indonesia.
Sedangkan SKK Migas Jabanusa sendiri sangat mendukung kegiatan ini yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi kuliah dan wawasan para mahasiswa serta akademisi tentang industri hulu migas , berbagi ilmu, teknologi, dan pengalaman mengenai industri ini.
“SKK Migas berharap dengan terlaksananya kegiatan field trip ini, para mahasiswa bisa mendapatkan pemahaman yang komprehensif, mampu menerapkan teori yang didapat secara langsung, dan juga meningkatkan motivasi mereka untuk mau memahami secara lebih luas lagi,” ujar Amni Nadya. ril/end