BATIK: Mahasiswa UNSW Australia sedeang belajar budaya Indonesia dengan membuat batik. Duta/Wiwiek

SURABAYA | duta.co – Belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan dalam bentuk apa saja. International Construction Study Trip, itulah kegiatan yang digagas oleh Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya bersama dengan mahasiswa Faculty of Built Environment University of New South Wales, Sydney-Australia (UNSW).
“Selama 12 hari lamanya tepatnya mulai 22 Januari hingga 3 Februari 2018 para mahasiswa ini akan belajar bersama di UK Petra dan mengunjungi sejumlah daerah di Jawa Timur,” kata Doddy Prayogo, ST, MT, MSc, PhD, Dosen Fakultas Teknik UK Petra yang menjadi penangung jawab kegiatan, Kamis (1/2).

Tercatat sebanyak10 mahasiswa asal UNSW Australia dan 45 mahasiswa Program Studi Teknik Sipil UK Petra akan mengikuti sesi-sesi seminar dan mengunjungi beberapa lokasi proyek konstruksi di Surabaya dan sekitarnya guna membandingkan perkembangan dunia konstruksi antara Indonesia dan Australia.
“Dengan adanya Studi Ekskursi internasional ini selain melatih pengalaman bersama mahasiswa asing juga untuk melihat proses pembangunan secara langsung dan perbedaan realita di lapangan dan di kelas saat proses belajar mengajar berlangsung,” urai Doddy Prayogo.
 
Sebagai kampus yang memiliki peringkat ke-45 sedunia ini, UNSW tak segan berbagi dan menimba ilmu mengenai dunia teknik dengan UK Petra, Surabaya.

Kegiatan ini akan dikemas secara menarik berupa seminar, kegiatan budaya dan kunjungan ke beberapa daerah yang telah ditentukan seperti Pelabuhan Teluk Lamong, High Rise Building, Jembatan Suramadu, Pabrik Precast, dan Lumpur Lapindo. Seminar direncanakan akan diadakan sebanyak 7 kali, dimana 6 sesi adalah pembagian materi oleh Dosen Teknik Sipil UK Petra, lalu sesi terakhir akan berbentuk sharing antara dosen UK Petra dan mahasiswa UNSW Australia. Kegiatan budaya meliputi belajar tarian tradisional, masakan Indonesia, bahasa Indonesia hingga cara membuat batik Indonesia.
Banyak sesi kelas yang dipelajari bersama salah satunya para mahasiswa belajar dari dosen UK Petra yaitu Prof Dr Ir Djwantoro Hardjito, MEng. mengenai potensi lumpur lapindo yang ada di Sidoarjo. “Limbah lumpur lapindo ini bisa dijadikan material konstruksi alternatif untuk meminimalisir penggunaan semen,” urainya.
Tak hanya itu, pada Kamis, 1 Februari 2018 di Ruang konferensi III gedung W lantai 10 kampus UK Petra mulai pukul 08.30-10.30 WIB para mahasiswa akan mempelajari mengenai jembatan terpanjang di Indonesia yaitu jembatan Suramadu.  Sesi ini akan dibawakan oleh Gunawan Budi Wijaya, Meng, dosen Program Studi Teknik Sipil UK Petra, Surabaya.

“Jembatan Suramadu ini terdiri dari 3 bagian: causeway, approach bridge, dan main bridge. Dalam pembangunan ini menggunakan metode konstruksi mulai dari PCI Girder, Cast in Situ Box Girder, dan Cable Stayed Composite Deck,” ungkapnya.
Hal ini sangat menarik bagi mahasiswa Australia, sebab Australia ingin mempelajari bagaimana membangun jembatan yang mempunyai panjang hingga 5.438 meter tersebut dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Kemudian siangnya mulai pukul 13.00-16.00 WIB, para mahasiswa tersebut akan melakukan peninjauan langsung ke Jembatan Suramadu. Keesokan harinya, Jumat, 2 Februari 2018 mulai pukul 09.00-11.00 WIB para mahasiswa ini akan dibagi menjadi kelompok untuk kemudian mempresentasikan hasil yang sudah didapatkan baik melalui pembelajaran melalui dosen di kelas hingga kunjungan langsung ke lapangan. wik

 
 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry